Teori Modernisasi lahir di tahun 1950-an di Amerika Serikat,
dan merupakan respon kaum intelektual terhadap perang dunia yang bagi penganut
evolusi dianggap sebagai jalan optimis menuju perubahan. Teori ini lahir dalam
suasana ketika dunia memasuki “perang dingin” atau peperangan idiologi antara
Kapitalisme dibawah kepemimpinan amerika serikat dengan kekuatan Komunisme
dibawah kepemipinan Negara Sosialis Uni Sovyet Rusia ( USSR) .
Adapun penopang dari Teori Modernisasi adalah ide Weber yang
melihat pada aspek-aspek nilai budaya yaitu Variabel etos sebagai varian utama
dalam melihat keterbelakangan dunia ketiga . Tesis ini diperkuat oleh
McClelland yang menekankan psikologi individu dan menekankan bahwa kondisi
psikologis prakondisi suatu masyarakat dalam memandang prestasi (the need for
achievement) secara signifikan berkorelasi positif terhadap kelangsungan
pembangunan .
Selain itu Teori Modernisasi juga melihat bahwa masalah
pembangunan merupakan masalah penyediaan modal untuk investasi (Harood – Domar)
. Gagasan ide ini kemudian dikembangkan oleh Rostow bahwa pembangunan dikaitkan
dengan perubahan dari masyarakat agraris dengan budaya tradisional ke
masyarakat yang rasional, industrial dan berfokus pada ekonomi pelayanan. Ide
ini kemudian melahirkan konsep lima tahap pembangunan Rostow . Berbeda dengan
Rostow Bert F. Hoselitz membahas faktor-faktor non ekonomi yg ditinggalkan
Rostow yang disebut faktor “kondisi lingkungan”. Kondisi lingkungan maksudnya
adalah perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yg terjadi dalam bidang
hukum, pendidikan,keluarga, dan motivasi. Hoselitz menekankan bahwa meskipun
seringkali orang menunjukkan bahwa masalah utama pembangunan adalah keurangan
modal (teori Harrod – Domar ), ada masalah lain yang juga sangat penting yakni
adanya ketrampilan kerja tertentu, termasuk tenaga wiraswasta yang tangguh.
Karena itu dibutuhkan perubahan kelembagaan pada masa sebelum lepas landas,
yang akan mempengaruhi pemasokan modal, supaya modal ini bisa menajadi
produktif. Perubahan kelembagaan ini akan menghasilkan tenaga wiraswasta dan
administrasi serta ketrampilan teknis dan keilmuan yang dibutuhkan. Menurut
Hoselitz, pembangunan membutuhkan pemasokan dari beberapa unsur, seperti :
pemasokan modal besar dan perbankan, serta pemasokan tenaga ahli dan terampil.
Perspektif umum Teori modernisasi memandang pembangunan
merupakan kerja secara Internasional yang didasarkan pada teori keuntungan
komparatif yang dimiliki oleh setiap negara mengakibatkan terjadinya
spesialisasi produksi pada tiap-tiap negara sesuai dengan keuntungan komparatif
yang dimilikinya. Secara umum, di dunia ini terdapat dua kelompok negara : 1)
negara yang memproduksi hasil pertanian ; 2) negara yang memproduksi barang
industri. Antara kedua kelompok negara ini terjadi hubungan dagang dan keduanya
menurut teori di atas saling diuntungkan. Tetapi setelah beberapa puluhan tahun
kemudian, tampak bahwa negara-negara industri menjadi semakin kaya sedangkan
negara-negara pertanian semakin tertinggal. Ini kemudiaan melahirkan dua
kelompok negara yaitu negara-negara miskin yang biasanya meruapakan negara
pertanian dan negara-negara kaya yang biasanya adalah negara industri. Teori
Modernisasi lebih melihat bahwa kemiskinan ini disebabkan oleh faktor-faktor
internal atau faktor-faktor yang terdapat di dalam negeri negara yang bersangkutan.
Pembangunan sendiri mempunyai dua unsur utama yaitu masalah
materi yang mau dihasilkan dan dibagi, serta masalah manusia yang menjadi
pengambil inisiatif yang menjadi manusia pembangunan. Pembangunan tidak hanya
berurusan dengan produksi dan distribusi barang-barang material tetapi
pembangunan juga harus menciptakan kondisi-kondisi yang membuat manusia bisa
mengembangkan kreatifitasnya. Teori Modernisasi mendasarkan selain pada
faktor-faktor material sebagai penyebab kemiskinan juga faktor manusia yang ada
di dalam negara itu sendiri.
Untuk itu maka negara-negara miskin yang kemudian di petakan
dalam negara dunia ketiga dalam perspektif teori modernisasi harus mendapatkan
perhatian dari negara maju, dan negara maju harus berupaya menciptakan replikasi
model pembangunan bergaya liberal untuk diadopsi negara-negara dunia Ketiga.
Pola hubungan ini kemudian melahirkan istilah Developmentalisme yang merupakan
bagian penyokong Teori modernisasi, sehingga teori modernisasi juga di kenal
dengan teori developmentalisme .
Fenomena ini bisa kita lihat beberapa program yang kini
dijalankan antara lain: Program Bantuan Modal Pinjaman Lunak dan Koperasi
(BMPLK); Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) dari BUMN; Dana Bergulir
Usaha Kecil Industri dan Dagang (DBUKID); Bantuan Usaha Ekonomi Produktif
Kelompok Anggrek dan Pemanfaatan Pekarangan (BUEPKAID); Peningkatan Pelayanan
Usaha Sosial Ekonomi Produktif (P2USEP); Program Pengentasan Kemiskinan
Perkotaan (P2KP); Tenaga Kerja Mandiri (TKM); Program GRAMEN BANK; Program
Perluasan Kerja Sistem Padat Karya Program Awal Tahun dan Padanan; Program
Kompensasi Subsidi Dana Bergulir Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM); Beasiswa
Supersemar, Lembaga Keuangan Mikro Badan Usaha Kredit Pedesaan; Pinjaman Tenda
Bagi Pedagang Kaki Lima .
ANALISIS :
Konsep program itu beranjak dari keyakinan bahwa kemiskinan
merupakan masalah individual. Orang menjadi miskin disebabkan oleh kelemahan
dan ketakmampuan yang bersangkutan. Tak ada sangkut pautnya dengan kondisi
sosial ekonomi di mana sesorang itu hidup. Seseorang bisa lepas dari kemiskinan
jika ada sistem pasar yang mampu memfasilitasi seseorang bekerja secara
maksimal. Karenanya, banyak program pengentasan neoliberal yang bersifat
“penyesuaian” (adjustment), bertujuan menyiapkan orang miskin agar mampu
bersaing di pasar bebas. Bahkan diantara program tersebut merupakan
program-program structural adjustment atau kepentingan dari negara-negara maju
yang didesakkan oleh lembaga donor macam World Bank dan IMF, semisal Program
Jaringan Pengaman Sosial (JPS), P2KP dan Program Pengembangan Kecamatan (PPK),
merupakan contoh model replikasi kebijakan liberal dalam menangani kemiskinan.
selamat pagi....kira-kira di buku apa saya bisa menemukan teori seputar kemiskinan seperti teori modernisasi yang dikemukakan di atas ? Terima kasih
BalasHapusbukunya arief budiman judulnya teori pembangunan dunia ketiga kalo gak salah. terbitan gramedia
Hapus