Kamis, 09 Januari 2014

KERANGKA KARANGAN


Topik : Perdagangan Elektronik (E-Commerce)
Tema :  Jual Beli Melalui Perdagangan Elektronik (E-Commerce) di Indonesia

1.       Pengertian Perdagangan Elektronik
1.1   Sejarah Perkembangan Perdagangan Elektronik
1.2   Klasifikasi Perdagangan Elektronik
1.2.1          Business to Business (B2B)
1.2.2          Business to Consumer (B2C)
1.2.3          Consumer to Consumer (C2C)
1.2.4          Consumer to Business (C2B)
1.2.5          Non Business E-Commerce
1.2.6        Intrabusiness (Organizational) E-Commerce
2.      Contoh Situs Perdagangan Elektronik (E-Commerce) di Indonesia
2.1  Toko Bagus
2.2  Lazada
2.3  Berniaga
2.4  Bhinneka
2.5  Tokopedia
3.      Berbelanja Online Melalui Situs E-Commerce
3.1  Produk-produk yang dijual di Situs E-Commerce
3.2  Sistem Pembayaran dan Pengiriman Produk
3.3  Kelebihan dan Kekurangan Berbelanja Melalui E-Commerce
3.3.1        Kelebihan Berbelanja Melalui E-Commerce
3.3.2        Kekurangan Berbelanja Melalui E-Commerce
3.3.2.1  Beberapa Risiko Jika Berbelanja Melalui E-Commerce
4.      Mengatasi Penipuan yang Marak Terjadi di Situs E-Commerce
4.1  Memilih Cara Pembayaran/Transaksi yang Aman
4.2  Tips-tips Menghindari Penipuan Ketika Berbelanja Melalui E-Commerce

PARAGRAF GENERALISASI, ANALOGI , SEBAB-AKIBAT


GENERALISASI
 Pendidikan karakter untuk melawan koruptor dan kemerosotan moral bangsa terus dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia. Namun perlu kita sadari bahwa para koruptor yang tertangkap sekarang justru berasal dari kaum pemuda yang merupakan calon pemimpin dimasa depan. Banyak juga tawuran dan penyimpangan yang dilakukan oleh para pemuda sekarang seperti pemerkosaan,pencurian dan masih

ANALOGI
Paragraf Analogi adalah paragraf yang penalarannya dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung persamaan. Dalam membuat paragraf analogi ini kita diharuskan memikirkan 2 hal yang memiliki kesamaan. Proses berfikir ini ialah yang disebut proses berfikir Induktif. Jadi proses berfikir induktif ialah proses berfikir yang bergerak dari pandangan umum lalu menuju kepada penjelasan yang lebih khusus lagi. Atau bisa dengan mudah kita pahami bahwa Berfikir induktif bisa dikatakan dengan meletakkan gagasan utama di awal paragraf seperti pada paragraf induktif.
Penalaran Induksi atau Induktif sebelumnya saya bahas dalam artikel contoh paragraf analogi , contoh paragraf generalisasi , contoh paragraf sebab akibat. Ketiga artikel diatas bisa menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan dari ketiga jenis teks tersebut. Namun dari ketiga jenis tersebut masih ada kesamaan yang bisa kita temukan. Persamaannya ialah ketiga terks tersebut menggunakan pola pikir induktif.
Semoga artikel disana bisa mmebantu anda sedikit memahami Penalaran Induksi atau Induktif.
Contoh Paragraf Analogi
Budi adalah anak yang penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan mainan teman-temannya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan tuannnya.

SEBAB-AKIBAT
Pengertian Paragraf Sebab Akibat
Paragraf sebab akibat merupakan sebuah paragraf yang disusun dari beberapa sebab tentang suatu masalah atau kejadian realita dan juga akibat yang akan timbul setelahnya. Dengan kata lain, ketika penulis mencoba menulis jenis paragraf ini, maka ia harus mengemukakan secara jelas faktor faktor dari sisi sebab dan juga akibatnya.

Dalam beberapa referensi lain, jenis pendekatan penulis sebab akibat juga lebih dikenal dengan nama hubungan kausal atau kausatif.  Berasal dari kata yang memiliki arti yang sama “Cause”, pendekatan kausal memiliki arti untuk menjelaskan suatu kejadian atau fenomena yang berasal dari efek suatu tindakan lain. Pendekatan ini meyakini bahwa setiap hal yang terjadi pasti disebabkan oleh sesuatu lain yang terjadi sebelumnya. Demikian juga dengan paragraf sebab akibat yang mempunyai pola pengembangan yang sama.
Contoh Paragraf Sebab Akibat

Terkadang dalam pembuatan sebuah paragraf sebab akibat kita tidak harus melihat semua hal sebagai sebuah hasil dari tindakan tertentu, namun kita juga bisa mengembangkan sebuah paragraf sebab akibat dengan cara memahami proses terjadinya atau berlakunya suatu hal secara umum. Dengan memahi itu saja, kita bisa menciptakan sebuah paragraf sebab akibat yang baik.

Ciri-ciri Paragraf Sebab Akibat
Ciri ciri yang dapat diamati pada sebuah paragraf sebab akibat adalah:
Adanya sebab dari suatu tindakan, kejadian, fenomena.
Adanya akibat yang timbul setelah sebab sebab yang terjadi.
Adanya keterkaitan yang logis antara sebab dan akibat tersebut.
Jenis Paragraf Sebab Akibat
Paragraf sebab akibat dapat dibagi menjadi 3 jenis menurut pola susunan paragrafnya.
Sebab-Akibat
Pola ini menggambarkan sebab sebab dulu baru setelah itu menampilkan akibat akibat yang akan timbul. Pola ini tidak hanya selalu terpaku dengan susunan semua sebab kemudian semua akibat. Namun terkadang juga ditemukan pola pengembanga bergantian yaitu sebab 1 – akibat 1, sebab 2 – akibat 2, sebab 3 – akibat 3 dan seterusnya hingga selesai.
Akibat-Sebab
Hampir sama dengan penjelasan diatas, yang membedakan hanyalah yang terlebih dahulu dipaparkan ialah akibat baru diikuti dengan sebab sebab nya.
Akibat-Akibat
Jenis yang terakhir adalah akibat-akibat. Memang bukan sebuah paragraf yang lazin ditemukan, namun jenis paragraf seperti ini memang ada dan boleh ditampilkan. Terkadang jenis ini ditulis dengan tujuan sebagai penguat sisi akibatnya saja sedangkan sebabnya hanya menjadi sedikit pelengkap. Jenis ini akan sedikit mempunyai ciri seperti paragraf deskriptif.
Contoh Paragraf Sebab Akibat
Penumpukan sampah kian hari tidak bisa diatasi. Ditambahkan dengan kebiasaan warga membuang sampah secara sembarang yang semakin memperburuk keadaan. Pemerintahpun terkesan tidak sigap mengambil tindakan mengatasi problematika bersama ini. Dan hasilnya, banjir tiap tahun merupakan menu wajib di ibukota. Banyak rumah yang terendam. Dan juga alur perekonomian pun perlahan mati suri.

ARTIKEL ILMIAH


 Pentingnya Metakognisi dalam Membaca Komprehensif
Teks berbagai Bidang Studi
Oleh:
Beniati Lestyarini, FBS, UNY, 2010

Pendahuluan
            Peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa dilepaskan dari kegiatan membaca. Kegiatan membaca dapat dipandang sebagai kegiatan dasar untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia agar dapat mencapai kemajuan hidup. Membaca adalah sebuah kegiatan sine quo non dalam seluruh proses pendidikan. Segala bidang baik yang berkaitan dengan ilmu maupun budaya tidak akan dapat dikaji dan diperoleh tanpa kegiatan membaca.
            Paradigma tentang hakikat dan tujuan pembelajaran membaca lebih menekankan pada kemampuan memahami teks bacaan. Pemahaman terhadap teks bacaan tersebut tentunya memiliki standar yang dapat dijadikan tolok ukur apakah pembaca benar-benar telah memahami dan menguasai kandungan teks bacaan (content area) atau belum. Pembelajaran membaca yang termasuk dalam pembelajaran bahasa menjadi satu hal yang pokok dan tidak bisa dikesampingkan oleh sekolah sebagai institusi pendidikan yang menjangkau perwujudan budaya literasi (baca-tulis) bagi siswa-siswanya.
            Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nida dan Harris (Tarigan, 1981: 1) bahwa keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), serta keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan dan tidak dapat berdiri sendiri. Namun keempat keterampilan berbahasa tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu komunikasi tatap muka serta komunikasi tidak tatap muka (Tarigan, 1981: 2). Komunikasi tatap muka terdiri dari keterampilan menyimak yang bersifat langsung, apresiatif, reseptif, dan fungsional serta keterampilan berbicara yang bersifat langsung, produktif, dan ekspresif. Sementara itu, komunikasi tidak tatap muka meliputi keterampilan membaca yang bersifat tidak langsung, apresiatif, reseptif, dan fungsional serta keterampilan menulis yang bersifat tidak langsung, produktif, dan ekspresif. Dari pengelompokan yang dikemukakan oleh Tarigan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan berbicara sangat erat kaitannya dengan kegiatan menyimak sedangkan kegiatan membaca sangat erat kaitannya dengan kegiatan menulis.
            Pada bagian sebelumnya telah dinyatakan bahwa sekolah memiliki peran penting dalam mewujudkan budaya literasi bagi siswa-siswanya. Pembelajaran membaca khususnya pada siswa sekolah diupayakan sedemikian rupa dengan mengintegrasikannya dengan keterampilan menulis. Namun tidak tertutup kemungkinan pengintegrasian keterampilan membaca dengan kajian dari disiplin ilmu yang lain, misalnya psikologi. Hal ini dikarenakan oleh adanya proses-proses mental di dalam otak atau minda manusia yang terlibat ketika seseorang  berbahasa (Dardjowijojo, 2003: 7). Oleh karena itu, dalam ilmu bahasa interdisipliner dikenal psikolinguistik yang merupakan integrasi dari dua disiplin ilmu , yaitu psikologi dan linguistik.
            Keterampilan membaca yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa tentunya tidak dapat terlepas dari peranan psikologi dalam upaya pemahaman terhadap bacaan. Hal ini sejalan dengan uraian Baker dan Brown (Thierney, 1990: 302) mengenai kemampuan pembaca yang dikaitkan dengan psikologi pengajaran bahasa. Mereka menguraikan bahwa pembaca sebenarnya memiliki kemampuan metakognisi yang seringkali tidak disadari atau diketahui oleh pembaca sendiri. Kemampuan metakognisi ini sangat berperan dalam upaya untuk memahami materi bacaan.
            Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam mempelajari berbagai bidang ilmu. Hal ini dikarenakan bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan berbagai bidang ilmu tersebut sehingga keterampilan berbahasa mutlak diperlukan. Tuntutan kebutuhan untuk menguasai berbagai bidang ilmu ini tentunya harus disikapi secara arif. Dalam bidang pengajaran, pengetahuan dan keterampilan berbahasa digunakan untuk mempelajari materi pelajaran (content area material) baik bidang ilmu sosial dan budaya seperti sejarah, ekonomi, geografi, bahasa dan sastra, maupun bidang ilmu eksakta  seperti fisika, matematika, biologi, dan kimia. Keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru dan siswa untuk mempelajari berbagai bidang ilmu tersebut.
A.       Pengertian Metakognisi
       Secara etimologis, Istilah metakognisi yang dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan metacognition berasal dari dua kata yang dirangkai yaitu meta dan kognisi (cognition). Istilah meta berasal ari bahasa Yunani μετά yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan after, beyond, with, adjacent), adalah suatu prefik yang digunakan dalam bahasa Inggris untuk menjukkan pada suatu abstraksi dari suatu konsep. (Wikipedia, Free Encyclopedia, dalam Kuntjojo, 2009), sedangkan cognition, menurut Ensklopedia tersebut berasal dari bahasa Latin yaitu cognoscere, yang berarti mengetahui (to know) dan mengenal (to recognize). Kognisi, disebut juga gejala-gejala pengenalan, merupakan “the act or process of knowing including both awareness and judgement”. Merujuk pada kedua istilah tersebut, matakognisi dapat diartikan secara sederhana sebagai the process beyong the process of knowing atau proses didalam proses pengetahuan atau proses di dalam proses mengethui sesuatu.
Secara historis,  istilah metakognisi diperkenalkan oleh Flavel yang diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengontrol bermacam-macam aktivitas kognitif (Muisman, 2002: 24-26). Metakognisi terdiri dari pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge) dan pengalaman atau regulasi metakognitif (metacognitive experiences or regulation). Pengetahuan metakognitif menunjuk pada diperolehnya pengetahuan tentang proses-proses kognitif, pengetahuan yang dapat dipakai untuk mengontrol proses kognitif. Sedangkan pengalaman metakognitif adalah proses-proses yang dapat diterapkan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas kognitif dan mencapai tujuan-tujuan kognitif. Kemampuan ini dilakukan melalui aksi-aksi diantara empat kelas fenomena, antara lain pengetahuan metakognisi, pengalaman-pengalaman metakognisi, tujuan atau tugas, dan aksi atau strategi (Kuntjojo, 2009: 1). Sementara itu, Livingstone (1997) mendefinisikan metakognisi sebagai thinking about thinking atau berpikir tentang berpikir. Metakognisi, menurutnya adalah kemampuan berpikir di mana yang menjadi objek berpikirnya adalah proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri. Ada pula beberapa ahli yang mengartikan metakognisi sebagai thinking about thinking,, learning to think, learning to study, learning how to learn, learnig to learn, learning about learning (NSIN Research Matters lewat Kuntjojo, 2009: 1).
Pengetahuan metakognisi merupakan pengetahuan yang diperoleh siswa tentang proses-proses kognitif yaitu pengetahuan yang bisa digunakan untuk mengontrol proses-proses kognitif. Pengalaman metakognisi melibatkan strategi atau pengaturan metakognisi. Strategi metakognisi merupakan proses yang berurutan yang digunakan untuk mengontrol aktivitas kognitif dan memastikan bahwa tujuan kognitif telah dicapai. Proses ini terdiri dari:
1)        perencanaan yang meliputi penentuan tujuan dan analisis tugas. Aktivitas perencanaan akan mempermudah pengorganisasian dan pemahaman materi pelajaran,
2)        pemantauan yang meliputi perhatian seseorang ketika ia membaca dan membuat pertanyaan atau pengujian diri. Aktivitas pemantauan akan membantu siswa dalam memahami materi dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan awal, dan
3)        evaluasi atau pengaturan yang berupa perbaikan aktivitas kognitif siswa. Aktivitas ini akan membantu peningkatan prestasi dengan cara mengawasi dan mengoreksi perilakunya pada saat menyelesaikan tugas.
B.       Metakognisi dalam Pemahaman Membaca
Baker dan Brown (Tierney, dkk, 1980: 302) mengungkapkan hal yang sejalan dengan pemanfaatan kemampuan metakognisi yang sebenarnya dimiliki oleh seorang pembelajar. Mereka menyatakan bahwa pembaca efektif adalah individu yang memiliki kemampuan metakognisi, antara lain:
1)        menjelaskan tujuan membaca dengan memahami pertanyaan teks baik eksplisit maupun   implisit,
2)        mengidentifikasi aspek yang penting dari pesan teks,
3)        memberikan fokus perhatian pada kandungan pokok teks,
4)        memonitor aktivitas secara terus menerus untuk menetapkan ukuran kemampuan,
5)        melibatkan pertanyaan mandiri untuk menentukan apakah tujuan telah tercapai, dan
6)        melakukan langkah atau tindakan korektif  jika ada kegagalan yang ditemukan.
Pada sumber lain, pernyataan tentang strategi metakognisi ini didukung oleh Armbruster, Achols, and Brown (Vacca dan Jo Anne, 1989: 221) yang mengungkapkan sebelum pembelajar dapat menggunakan strategi belajar yang efektif dia harus sadar dan memperhatikan teks, tugas, dan diri sendiri, serta bagaimana dia akan berinteraksi dalam belajar. Sementara itu, Brown, Caverly & Orlando, Jenkins, Nist (Caverly, 1997: 28) mengemukakan model tetrahedral dalam belajar yang meliputi materi, diri, strategi, dan tugas.
Gambar 1. Model Tetrahedral Belajar (Caverly, 1997)






Dari bagan model tetrahedral di atas dapat diartikan bahwa aktivitas belajar tidak dapat terlepas dari empat komponen, yaitu diri pembelajar, materi belajar, strategi belajar, serta tugas. Diri pembelajar adalah pembaca yang dipengaruhi oleh beberapa faktor ketika membaca bacaan misalnya latar belakang pengetahuan, tingkah laku, minat, serta motivasi untuk memahami bahan bacaan. Materi belajar merupakan bahan bacaan atau teks bacaan yang memiliki struktur dan jenis yang berbeda-beda. Bahan bacaan dapat  mempengaruhi pembaca dalam memahami bacaan. Strategi belajar menyangkut perencanaan yang dilakukan sebelum membaca melalui pemilihan dan penerapan cara dan teknik membaca untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pengawasan (monitoring) sangat diperlukan dalam menerapkan strategi belajar. Sementara itu tugas merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan (Caverly, 1997: 28-33).
Karakteristik pembelajaran yang mendayagunakan kemampuan metakognisi pada umumnya belum terlihat pada proses pembelajaran di sekolah. Guru dianggap sebagai pemberi ilmu dan siswa berada dalam keadaan kosong sehingga siswa hanya menerima pengetahuan. Padahal, kemampuan yang ada dalam diri siswa sangat beragam dan jika dimanfaatkan dengan baik dapat membuat proses belajar lebih efektif, termasuk dalam membaca. Dalam Models of Teaching (Joyce dan Marsha, 1996: 51) disebutkan bahwa dalam metakognisi ada proses “letting the student in on the secret” sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuan dan kemampuan mereka, memutuskan strategi belajar apa yang akan digunakan, pemecahan masalah, dan menemukan sendiri ilmu yang akan dipelajari.
Metakognisi dalam membaca untuk studi diartikan sebagai pengetahuan pembelajar tentang strategi dan kemampuan untuk memperluas pengetahuan untuk memonitor proses membaca yang dilakukan (Vacca dan Jo Anne, 1989: 220). Siswa sebagai pembelajar yang mandiri senantiasa mengetahui mengapa, bagaimana, dan kapan mereka menggunakan strategi membaca. Dalam diri mereka  tumbuh kesadaran untuk mendiri dan menganalisis tujuan kegiatan membaca, mengidentifikasi apa yang sudah diketahui dan yang belum diketahui, merencanakan proses membaca agar terlaksana dengan baik, serta mengevaluasi hasil kegiatan membaca yang mereka lakukan.
Dalam sumber yang sama, Vacca dan Jo Anne (1989: 223) mengemukakan ada empat dasar kerja metakognisi dalam memahami teks berbagai bidang studi antara lain penilaian (assessment), kesadaran (awareness), model dan demonstrasi (modelling and demonstration), serta penerapan (application). Penilaian yang dilakukan akan membantu guru dalam mengetahui kemampuan siswanya. Kesadaran lebih mengarah kepada siswa agar sadar mengapa dan bagaimana strategi strategi belajar diterapkan. Sebagai tindak lanjut dari upaya penyadaran siswa maka diperlukan modeling dan demonstrasi oleh guru, penjelasan, praktik, serta penguatan prosedur, sedangkan penerapan lebih mengacu pada praktik-praktik yang dilakukan.
Metakognisi terdiri dari tiga elemen dasar (North Central Regional Educational Laboratory, 1995). Ketiga elemen tersebut antara lain menyusun rencana, memonitor rencana, dan mengevaluasi rencana. Dalam menyusun rencana, pembaca harus mengetahui apa yang akan dilakukan pertama kali sebelum membaca teks, mengapa membaca teks tersebut, berapa waktu yang akan digunakan untuk membaca, dan lain-lain. Pada kegiatan memonitor rencana pembaca harus sadar bagaimana kegiatan membaca dilakukan dan dimana posisi pemahaman membaca, apakah masih dalam level rendah, sedang, atau sudah benar-benar paham. Kemudian apa yang akan dilakukan jika belum memahami bacaan. Sementara itu, dalam mengevaluasi rencana pembaca harus sadar  mengenai kegiatan membaca yang telah dilakukan, apakah sudah baik atau belum, serta bagaimana mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dalam bidang atau masalah lain. Ketiga elemen ini merupakan kemampuan metakognisi yang membantu pembaca untuk mengetahui secara pasti posisi pembaca dalam kegiatan membaca yang dilakukan sehingga dapat digunakan sebagai upaya peningkatan pemahaman membaca.
C.      Membaca Teks Berbagai Bidang Studi
       Seluruh disiplin ilmu dalam segala bidang kehidupan akan tercapai eksistensinya melalui kegiatan membaca. Hal ini bukan sesuatu yang mustahil sebab ilmu diperoleh paling banyak melalui kegiatan membaca. Manfaat dari kegiatan membaca sendiri ada pada penggunaannya. Keterampilan membaca harus dapat digunakan dalam berbagai disiplin ilmu untuk mempelajari materi yang berada di dalamnya. Membaca untuk belajar inilah yang sering disebut sebagai content area reading (Vacca dan Jo Anne, 1989: 3). Hal senada juga dikemukakan oleh Freeman (2000: 138) bahwa:

When students study academic subjects in nonactive language, they will need a great deal of assistance in understanding subject matter texts; therefore, there must be clear language objectives as well as content learning objectives.

(ketika siswa mempelajari materi nonbahasa, mereka harus memahami materi yang berupa teks; karena itu harus ada pemahaman bahasa sebagaimana memahami materi yang dipelajari).

Morgan, dkk (Syamsi: 2006: 225) menguraikan ada sepuluh prinsip pemahaman membaca dalam berbagai bidang studi. Kesepuluh prinsip itu antara lain:
1)        membaca dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman,
2)        seni berkomunikasi mengembangkan proses berpikir dan belajar dalam berbagai bidang pelajaran,
3)        kegiatan literasi tidak hanya berupa seni berkomunikasi tetapi juga visual literacy,
4)        membaca harus merupakan pengalaman yang berharga,
5)        praktik membaca kritik lebih memungkinkan berpikir dan belajar dapat diukur,
6)        kegiatan membaca bermakna harus dimulai sejak dini dan berlangsung seumur hidup,
7)        guru perlu menahan diri dari pengajaran yang semu
8)        semua siswa berhak mendapatkan pelajaran pada semua mata pelajaran yang memungkinkan mereka untuk belajar,
9)        guru harus menggunakan berbagai perangkat yang memungkinkan siswa menguasai mata pelajaran, serta
10)    pembelajaran membaca dalam berbagai mata pelajaran harus memungkinkan siswa menjadi pembelajar yang mandiri.
       Berbagai pendekatan, metode, maupun teknik dalam membaca harus senantiasa diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di berbagai bidang ilmu atau pelajaran. Hal ini dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar di kelas ataupun di luar kelas lebih efektif dan sekaligus menyenangkan. Gina (1987: 55) mengemukakan tentang betapa pentingnya mempelajari ilmu bahasa untuk diterapkan dalam upaya mempelajari berbagai materi dalam segala bidang. Kemampuan dan strategi membaca diaplikasikan dalam berbagai mata pelajaran untuk mempelajari materi pelajaran agar lebih efektif.
       Anderson, dalam Becoming a Nation of Readers (Cox, 1999: 272), merekomendasikan beberapa hal yang dapat digunakan untuk mengajarkan membaca, yakni sebagai berikut.
1)        Siswa diajak untuk memperoleh makna dari berbagai teks  mata pelajaran.
2)        Siswa diajak membaca keras.
3)        Aktivitas belajar memuat berbagai jenis pengalaman dan pengetahuan serta menggunakannya secara bersama-sama.
4)        Siswa diberi kesempatan untuk memilih sendiri teks atau buku yang akan dibaca
       Dalam mempelajari teks dari berbagai bidang studi, siswa dituntut untuk mengetahui makna teks bacaan agar dapat mengerjakan tugas, menganalisis tugas, membuat perencanaan dalam membaca, serta menggunakan strategi yang tepat dalam membaca. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar khususnya membaca dan mempelajari ilmu dari berbagai bidang studi menjadi efektif dan siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran mereka secara mandiri (Vacca dan Jo Anne, 1989: 218). Ada empat faktor yang sangat berpengaruh pada proses pembelajaran diantaranya karakteristik pembelajar atau siswa, materi yang diajarkan, strategi belajar dan membaca, serta tugas. Hal ini sejalan dengan bentuk tetrahedral yang dimukakan pada bagian sebelumnya.
Penutup
       Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang sangat penting sekali. Pembelajar yang baik adalah pembelajar yang mengetahui dan sadar atas proses yang dilakukan. Metakognisi dapat dipandang sebagai salah satu elemen yang penting sekali dalam mencapai tingkat pemahaman membaca. Pengetahuan tentang metakognisi dapat menuntun pembaca untuk mengetahui segala aspek yang dapat memperlancar proses membaca, yaitu dari fase sebelum membaca sampai apa yang akan dilakukan sesudah proses membaca selesai. Jadi, penting sekali untuk mempelajari dan mengetahui proses-psoses metakognisi.
       Studi tentang pentingnya metakognisi sebagai salah satu elemen untuk mempermudah dan memperlancar hendaknya senantiasa terus dikembangkan. Penelitian lebih lanjut untuk mengimplementasikan pengetahuan metakognisi dalam kegiatan membaca dapat memperkaya wawasan pembelajar sehingga analisis dan komparasi terhadap beberapa studi metakognisi dapat diketahui.

Daftar Pustaka

Cantoni-Harvey, Gina. 1987. Content Area Language Instruction: Approaches and Strategies. USA: Addison-Werley Publishing Company.

Caverly, David. 1997. Teaching Reading in a Learning Assistance Center University of Arizona, http://www.pvc.maricopa.edu/~lsche/proceeding/967-proc/967proc-caverly.htm. Diakses pada 15 Agustus 2008.

Cox, Carole. 1999. Teaching Language Arts. Boston: Allyn and Bacon.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2003. Psikolingusitik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Freeman, Diane Larsen. 2000. Techniques and Principles in Language Teaching. New York: Oxford University Press.          

Joyce, Bruce dan Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. Mars: Allyn & Bacon.
Kuntjojo. 2009. “Metakognisi dan Keberhasian Belajar Peserta Didik” http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/metakognisi-dan-keberhasilan-belajar-peserta-didik/. Diakses pada 14 Agustus 2009.

Muisman. 2002. “Metakognisi”, Bab II Kajian Pustaka, 24-26. http://www. demandiri.or.id/file/muisman. Diakses pada 10 Agustus 2009.

North Central Regional Educational Laboratory. 1995. “Strategic Teaching and Reading Project Guidebook”, http://www.info@ncrl.org . Diakses pada 10 Agustus 2009.

Syamsi, Kastam. 2006. “Resensi Buku Reading to Learn in The Content Areas oleh Judy S. Richardson, Raymond E. Morgan, dan Charlene Flener”, Diksi,  edisi Juli 2006. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.

Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tierney, R. J., J. E. Readence, dan E. K. Dieshner. 1990. Reading Strategies and Practices: A Compendium III. Boston: Allyn and Bacon.

Vacca, Richard T. dan Jo Anne L. Vacca. 1989. Content Area Reading. London: Scott, Foresman and Company.

Wikipedia, Free Encyclopedia. 2008. “Metakognisi dan Keberhasilan Belajar Peserta Didik”. www.Encyclopedia.com. Diakses pada 10 Agustus 2009.

KENAIKAN HARGA TEMPE DAN TAHU TERHADAP NAIKNNYA HARGA KEDELAI KABUPATEN.BANYUWANGI


ANALISIS KENAIKAN HARGA TEMPE DAN TAHU TERHADAP NAIKNNYA HARGA KEDELAI KABUPATEN.BANYUWANGI Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelahpadi dan jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting dalam industri pangan dan pakan. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan murah harganya.Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan bahan industri olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai,tauco,snack, dan sebagainya Konsumsi per kapita pada tahun 1998sebesar 8,13 kg meningkat menjadi 8,97 kg pada tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan kedelai cenderung meningkat. Kebutuhan kedelai pada tahun 2004 sebesar 2,02 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 0,71 juta ton dan kekurangannya diimpor sebesar 1,31 juta ton.Hanya sekitar 35% dari total kebutuhan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Dalam beberapa bulan terakhir ini terjadi permasalahan dengan naiknya harga kedelai. Seperti kita tahu bahwa Kedelai merupakan salah satu tanaman sumber protein tinggi dan murah harganya, maka dari itu banyak manusia yang mengkonsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung. Tahu dan Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai. Dengan terjadinya kenaikan harga kedelai tersebut membuat para pengusaha industri kecil tempe dan tahu di Indonesia bahkan bangkrut dan gulung tikar. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui struktur biaya, pendapatan dan efisiensi industri kecil sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan baku kedelai dan mengetahui hambatan dan solusi para pengusaha industri kecil setelah terjadi kenaikan harga bahan baku kedelai. Kenaikan harga kedelai yang tergolong tidak wajar hingga menembus angka Rp 9.300 per kilogram, memaksa perajin tahu di wilayah Kabupaten Banyuwangi melakukan aksi mogok produksi, Jumat (30/8/2013). Aksi mogok produksi direncanakan selama tiga hari diharapkan pemerintah lebih memberi perhatian, dan segera memberikan solusi kepada para perajin, agar harga kedelai kembali normal. ada sekitar 50 perajin tahu di wilayah Kabupaten Banyuwangi dengan kebutuhan kedelai 25 ton per hari. Setiap perajin membutuhkan minimal satu ton per hari. Masyarakat dan khususnya pengusaha tahu berharap ada realisasi kebijakan Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2013 tentang penugasan kepada Bulog untuk Pengamanan harga dan Penyaluran Kedelai serta Permendag Nomor 26/M-DAG/PER/5/2013 yang menyatakan harga beli kedelai kepada petani dipatok Rp 7.000 dan harga kepada perajin sebesar Rp 7.450. Sejumlah pengusaha di antaranya terpaksa alih profesi menjadi pembuat batu bata, menjual sayur, sampai menjadi tukang ojek. Mereka tak mampu lagi menyiasati kenaikan harga bahan baku kedelai yang melonjak tajam membuat Sebagian pengusaha lain masih berupaya menjalankan usahanya dengan memperkecil ukuran tahu tempe, atau mencampur dengan bahan lain agar lebih irit. Namun, mereka pun harus memangkas produksi dan merumahkan sebagian karyawan sebagai langkah efisiensi. Kenaikan harga kedelai ini sangat berpengaruh kepada hasil produksi tahu dan tempe, agar pengusaha tetap bisa berproduksi maka mereka berinisiatif dengan membuat ukuran menjadi lebih kecil. Di Pasar Banyuwangi, harga tempe rata-rata naik Rp 2.000 per potong. Sebelumnya harga tempe Rp 4.000 kini menjadi Rp 6.000 per potongnya. Sedangkan harga tahu, yang semula Rp 200 per potong kini naik menjadi Rp 300 per potong. Menurut Bupati Annas, jumlah produksi kedelai dalam semester I 2012 sebesar 12.447,62 ton. Sementara kebutuhan konsumsi hingga Juni sebesar 8.192,75 ton. Konsumsi kedelai setiap bulannya mencapai 1.066,69 ton. Sehingga masih mencatatkan surplus kedelai. "Stok kedelai kita aman dan mencukupi kebutuhan pengusaha. melambungnya harga kacang kedelai disebabkan oleh keteledoran pihak pemerintah tidak hanya dari faktor eksternal dengan merosotnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat . Memang salah satu faktor melambungnya harga kedelai, disebabkan karena menguatnya Dolar terhadap Rupiah. Namun penyebab utamanya adalah peraturan pemerintah yang tidak sesuai dalam menerapkan pasokan kedelai dalam negeri,sehingga jalan keluar untuk melengkapi konsumsi kedelai dalam negeri sekitar 2,5 juta ton per tahun harus dengan impor. pemerintah malah menerapkan kebijakan untuk membatasi impor dengan maksud untuk swasembada kedelai. Sehingga yang terjadi pasokan tidak memenuhi karena produksi nasional cuma 700-800 ton per tahun. Karena pembatasan tersebut, impor kedelai menjadi tersendat sehingga harga kedelai melambung. Tetapi ini bukan kali pertamanya harga kacang kedelai mengalami kenaikan. sebelum Rupiah melemahpun, kedelai pun sudah pernah naik, Pihak pemerintah selain tidak dapat menerapkan peraturan yang tepat mengenai polemik tentang kedelai,dirinya menambahkan, kekhilafan pemerintah lainnya ialah tidak mampu mengembangkan produksi kedelai dalam negeri sesuai dengan program pemerintah yaitu swasembada pangan .

PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA


Apa sajakah yang akan terjadi dalam perekonomian Indonesia bila BBM di Indonesia naik lagi ? disini saya akan coba merincikan dampak-dampak yang terjadi pasca naiknya harga BBM.
1.      Berpengaruh Pada Suku Bunga Bank Dan Inflasi. 
Rencana kebijakan untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak hanya berpengaruh terhadap ekonomi mikro tetapi juga secara tidak langsung mempengaruhi dalam sector makro, termasuk juga berpengaruh terhadap perbankan yang kemungkinan akan menyebabkan kredit macet dikarenakan pasca kenaikan harga BBM akan berpengaruh juga pada tingkat suku bunga yang meningkat, berarti juga mempengaruhi arus pembayaran kredit, maka perbankan harus waspada pula dengan ancaman kredit macet.
kenaikan harga BBM selalu diikuti inflasi dan penyesuaian suku bunga bank. Menurutnya, hal itu merupakan situasi yang tak bisa dihindari. Sebab, semua lembaga perbankan perlu mengikuti perubahan harga BBM tersebut. Dia mencontohkan kebijakan kenaikan BBM pada 2005 lalu yang menimbulkan kenaikan suku bunga. Dampaknya beberapa peminjam dana perbankan pun harus mengembalikan dalam kondisi suku bunga yang meningkat. "Itulah yang kemudian menimbulkan kredit macet bank. Besarnya kredit macet itu tergantung pada berbagai faktor lain lagi," Eko menganalisis.

Lebih detil dia menyebut kenaikan harga BBM pada 2005 itu membuat perbankan tidak mengalami lonjakan pertumbuhan. Bahkan dalam hitungan statistik menunjukkan perbankan tidak tumbuh sampai 50%. Eko menjelaskan, stagnasinya pertumbuhan ekonomi pascakenaikan BBM lebih dipicu oleh arus inflasi masyarakat. Karena tingkat konsumsi pun meningkat. Akibatnya arus pengembalian pinjaman bank pun ikut berpengaruh. "Masyarakat lebih fokus pada penyesuaian ekonomi keluarganya. Jadwal rutin pembayaran kredit pun tersendat. Itu yang menimbulkan ketidakmampuan untuk membayar kredit," ucapnya.
Inflasi terjadi ketika naiknya harga barang terus menerus secara umum dalam periode tertentu, juga dimana terjadi penurunan nilai uang. Bila Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan diberlakukan sekitar minggu ketiga Juni 2013. Adapun harga BBM bersubsidi jenis premium menjadi Rp 6.500 dan solar Rp 5.500 per liter. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak ini juga akan sangat mempengaruhi harga barang lainnya ikut naik, apa lagi sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan dimana sebagian besar masyarakat Indonesia beragama Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri, di saat itu pula harga bahan pokok naik ditambah pula dengan naiknya harga BBM bersubsidi.
Jenis inflasi menurut penyebabnya :
·         Inflasi karena tarikan permintaan (deman pull inflation)
Dikarenakan permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.
·         Inflasi karena dorongan biaya produksi (cost push inflation)
Terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi, bila harga BBM naik maka biaya produksi barang dipabrik akan naik, ini menyebabkan harga jual barang tersebut ikut naik, dan yang akan merasakn dampak langsung dari inflasi jenis ini adalah masyarakat kecil.
·         Stagnasi inflasi (Stagflasi)
Tingkat pertumbuhan ekonominya nol.
Jenis inflasi menurut tingkat keparahannya :
·         Inflasi ringan (≤ 10%)
·         Inflasi ringan (10% - 30%)
·         Inflasi berat (30% - 100%)
·         Hyper inflasi (> 100%).

2.        Dampak pada rakyat kecil.
            Sebenarnya dimanapun secara menyeluruh kenaikan BBM ankan menimbulkan efek sekalipun kenaikan harga BBM baru dalam tahap sosialisasi. Dalam hal ini rakyat kecil selalu menjadi pihak yang merasakan langsung dampak kenaikan harga BBM tersebut.
Menurut Norman Pengamat Ekonomi Universitas Jayabaya, ada yang berubah dalam sistem penyampaian di Indonesia. Zaman orde baru yang dipimpin Soeharto, kepastian kenaikan BBM tidak lama berselang. Malam dirapatkan, pagi dilaksanakan. Sementara, saat ini pemerintah terkesan memberi peluang terjadinya guncangan harga. Bukan masalah harga naiknya, tapi dampak yang ditimbulkan. “Ada dua dampak dari lamanya pelaksanaan kenaikan,” tutur Norman.
Yang pertama, dampak yang tidak jelas dan dampak jelas. Dampak yang tidak jelas seperti kenaikan harga bahan pokok sebelum naiknya harga BBM atau masih tahap sosialisasi. “Nanti kalau sudah dilaksanakan, harga naik lagi,” tuturnya menganalisa. Apalagi, kenaikan harga BBM menjelang bulan Ramadhan dapat menyebabkan menurunnya kesejahteraan masyarakat. Akhirnya, kriminalitas seperti penimbunan bahan bakar banyak terjadi.
            Guna menjaga tingkat inflasi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, pemerintah menyiapkan dana sebagai kompensasi kepada masyarakat. Besarannya diperkirakan mencapai Rp 14 triliun. "Sekitar Rp 13-14 triliun, tergantung masa pemberian apakah 3 atau 4 bulan," ungkap Menko Kesra Agung Laksono di Kantor Presiden, Jakarta. Dana tersebut diambil dari APBN-P 2013 mendatang di mana terdapat potensi penghematan sebesar Rp 37 triliun. Dari jumlah itu, seluruhnya diberikan untuk memberikan proteksi bagi rakyat miskin berbentuk BLSM, beasiswa dan program kesejahteraan lainnya. "Kemudian pembangunan infrastruktur juga tetap diadakan. Sisanya untuk menekan 2 hal, terutama menekan defisit anggaran yang sudah di atas 3,8 persen, kita harus tekan di bawah 3 atau 2,5 persen," paparnya.
Berdasarkan data yang sudah disusun Badan Pusat Statistik (BPS) yang dimuktahirkan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah penerima BLSM diperkirakan mencapai 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS). "Atau ekuivalen dengan 62 atau 65 juta jiwa, atau sekitar 25-30 persen penduduk Indonesia yang berpenghasilan rendah," tandasnya.
Pengamat energi Kurtubi menegaskan kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan mencederai kehidupan masyarakat kecil. Dana kompensasi yang dijanjikan, menurutnya, diperkirakan juga tidak maksimal membantu masyarakat karena rawan akan benturan kepentingan politik menjelang pemilihan umum. "Maka dari itu saya tidak setuju jika harga BBM dinaikkan saat ini," ujarnya pada merdeka.com di Jakarta, Senin (13/5) malam.

Terdapat lima alasan mengapa kenaikan harga BBM sangat memberatkan kehidupan masyarakat kecil :
1.      Harga barang semakin mahal
Karena mendekati lebaran harga cenderung naik karena meningkatnya permintaan, ditambah lagi dengan naiknya harga BBM maka harga barang dan jasa lainnya akan semakin naik.

2.      Daya beli masyarakat menurun
Daya beli masyarakat kecil dengan penghasilannya yang tetap akan mengurangi kemampuannya untung membeli kebutuhan hidupnya.

3.      Kemiskinan bertambah
Kurtubi menegaskan kenaikan harga BBM bersubsidi akan berimplikasi pada melonjaknya tingkat kemiskinan. Meski pemerintah berjanji untuk memberikan kompensasi pada masyarakat kecil namun dampaknya dinilai tidak akan signifikan. Kompensasi yang bertujuan sebagai jaring pengaman agar masyarakat miskin tidak semakin jatuh ke jurang kemiskinan justru berpotensi dimanfaatkan oleh agenda politik. Pasalnya, dalam waktu dekat Indonesia akan memasuki masa pemilihan umum (pemilu)."Orang miskin akan semakin bertambah karena ada kepentingan politik untuk pencitraan. Kompensasi justru mencederai demokrasi," jelasnya.

4.      Pengangguran meningkat
ANALISIS :
Kurtubi menilai kenaikan harga BBM bersubsidi akan membuat biaya produksi usaha bertambah. Hal ini menimbulkan pengusaha mengurangi beban usaha salah satunya dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK tentunya akan menimbulkan angka pengangguran meningkat. Apalagi, tambahnya, rencana pembatasan konsumsi BBM yakni sebesar 0,7 liter per motor per hari dan 3 liter per mobil per hari akan membuat kondisi semakin parah. "Semua rencana ini akan membuat gerak ekonomi terganggu. Pengangguran akan bertambah. 

PERSAINGA INDUSTRI


Dalam memasuki sebuah bisnis penting sekali untuk mengenal dan mengetahui struktural yang berkaitan dengan industri yang akan dimasukki. Hal ini dilakukan sebagai dasar menentukan intensitas persaingan dan tingkat laba yang akan diperoleh dari industri tersebut. Untuk menganalisis struktural industri ini Michael Porter menggunakan model lima kekuatan persaingan yang diidentifikasikan menjadi empat perangkat yang berasal dari luar lingkungan industri dan satu perangkat berasal dari dalam industri. Dimana empat perangkat dari luar industri ini terdiri atas, pertama adanya ancaman produk subtitusi yang mempengaruhi keinginan konsumen untuk membayar harga premi untuk suatu produk, apabila tersedia barang-barang subtitusi yang sangat mirip dan mudah diperoleh, maka akan terdapat batas harga sehingga konsumen akan bersedia membayarnya permintaan akan menjadi elastis terhadap harga.
          Kedua adanya ancaman pendatang baru akan berpengaruh langsung terhadap margin laba perusahaan karena adanya pesaing baru yang ikut dalam persaingan di dalam industri tersebut. Namun perlu diketahui tidak mudah bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri, ada beberapa faktor yang menjadi rintangan diantaranya, tuntutan modal, skala ekonomi, keunggulan  biaya mutlak, diferensiasi produk, jangkauan ke saluran distribusi, kualifikasi pemasok, birokrasi pemerintah, pembalasan. Apabila rintangan ini bisa diatasi dengan baik oleh pendatang baru maka dia bisa ikut meramaikan persaingan yang ada ddalam industri tersebut.
          Ketiga adanya daya penawaran pembeli yang meliputi sensitivitas harga pembeli yaitu kepekaan pembeli terhadap harga barang yang proporsi biayanya relatif besar dari biaya total pembeli. Jika produk atau jasa tidak memakan biaya besar maka pembeli tidak akan berpikir untuk menggunakan waktu mencari alternatif lain atau melibatkan diri dalam tawar menawar. Daya penawaran relatif daya penawaran tergantung pada perkembangan ancaman dan kehendak masing-masing pihak untuk menolak melakukan bisnis dengan pihak yang lain keseimabangan kekuatan kedua belah pihak tergantung pada kredibilitas dan keefektifan dalam membuat ancaman tersebut. Faktor penting yang mempengaruhi daya penawaran pembeli yaitu, ukuran dan pemusatan, integrasi vertikal dan informasi pembeli.
          Keempat adanya daya penawaran pemasok keseimbangan kekuatan antara para pemasok dan perusahaan-perusahaan dalam industri tergantung pada faktor-faktor yang sama yang menentukan keseimbangan kekuatan antara perusahaan-perusahaan industri dengan para pembeli. Pemasok mempunyai kekuatan untuk berkembang kalau mereka besar dan terpusat, dan mereka memasok suatu input yang tidak ada alternatifnya dan apabila biaya pemindahannya cukup tinggi. Pemasok-pemasok yang memilikki kekuatan termasuk pemasok komponen, pemasok jasa profesional, dan beberapa perhimpunan tenaga kerja.
          Sedangkan satu perangkat yang berasal dari dalam industri adalah persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang telah ada di dalam industri itu sendiri. Dari kebanykan industri yang ada, penentu seluruh persaingan secara umum adalah persaingan antara perusahaan-perusahaan di dalam industri. Ada beberapa faktor utama yang menentukan sifat dan intensitas persaingan tersebut diataranya, konsentrasi penjual, keragaman pesaing, diferensiasi produk, kapasitas berlebih dan rintangan-rintangan keluar, dan syarat-syarat biaya.

ANALISIS :
Menurut saya, kita harus menerapkan hasil analisis industri yang telah dilakukan melalui Pertama, Peramalan Probfitibilitas nilai analisis industri yang sesungguhnya adalah kemampuannya untuk meramalkan profitabilitas industri pada masa yang akan datang.Ada tiga tahapan dalam meramalkan profitabilitas industri yaitu, mengungkapkan kinerja laba masa lampau, mengidentifikasi perubahan struktural, menganalisis bagaimana perubahan struktur industri akan mempengaruhi persaingan serta profitabilitas pada waktu yang akan datang. Kedua Mengubah Struktur Industri dengan memahami struktur industri mempengaruhi persaingan dan profitabilitas akan memungkinkan unruk mengidentifikasikan struktur industri agar dapat memperbaiki keseimbangan daya saing, dan dengan demikian memperluas profitabilitas dalam industri itu.
          Ketiga Segmentasi Industri kesulitan yang akan ditemui ketika melakukan analisis industri salah satunya adalah menetapkan industri itu sendiri terutama dalam menentukan batas-batas pasar dalam industri tersebut. Oleh karena itu untuk mengatasinya dapat dipermudah dengan melakukan segmen industri ke dalam kelompok yang lebih sempit. Dalam melakukan segmentasi ini ada tahapannya yaitu, identifikasi variabel-variabel segmentasi, mengkombinasikan variabel-variabel yang berhubungan, membuat analisis daya tarikdari segmen yang berbeda dengan menggunakan kerangka lima kekuatan persaingan Porter.
         Keempat Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan bisa di identifikasikan melalui dua cara yaitu, menganalisis keinginan konsumen kebanyakan dasar analisis mengharuskan perusahaan memasok produk yang didinginkan konsumen dengan menetapkan harga di atas biaya produksi. Produk itu harus lebih disukai dibandingkan barang subtitusi oleh konsumen, bertahan di dalam persaingan perusahaan yang berhasil memahami persaingannya di samping memahami dirinya sendiri yang meliputi aspek faktor struktural utama pengendali perssaingan, dimensi persaingan, intensitas persaingan, dan cara perusahaan memperoleh posisi oersaingan superior.

PERSAINGAN SUSU PADA PRODUK DANCOW, INDOMILK DAN BENDERA


Merek sebagai salah satu atribut dari produk yang berfungsi sebagai pembeda antara produk yang satu dengan produk yang lainnya. Merek juga merupakan janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan features, benefits, dan services kepada para pelanggan. Setiap perusahaan ingin membangun ekuitas merek yang kuat karena hanya produk-produk yang memiliki ekuitas kuat yang akan tetap mampu bersaing, merebut, dan menguasai pasar. Ekuitas merek sangat berperan dalam memberikan nilai kepada pelanggan dan perusahaan. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya dapat membuat konsumen untuk melakukan pembelian serta dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan dari waktu ke waktu. Ekuitas merek dapat dilihat dari 8 komponen yaitu top of mind brand, top of mind advertising, overall satisfaction, brand loyalty, brand used most often, brand perceived quality, best brand dan brand share. Dengan memiliki ekuitas merek yang kuat maka akan dicapai ekuitas perusahaan untuk memenangkan persaingan yang kompetitif dalam era globalisasi seperti sekarang.

Informasi tentang ekuitas merek saat ini menjadi sangat penting. Masalah yang muncul adalah sulitnya mengetahui komponen-komponen apa yang dominan dalam membentuk ekuitas merek produk susu bubuk dan bagaimana kontribusi masing-masing komponen terhadap kekuatan atau ekuitas merek tersebut. Melalui informasi ini maka perusahaan dapat lebih mudah dalam merancang strategi perusahannya, khususnya dalam meningkatkan ekuitas mereknya.

Analisis :
Dari hasil analisis top of mind brand dapat diketahui bahwa susu bubuk merek Dancow merupakan merek yang paling banyak diingat pertama kali oleh responden. Dengan kata lain merek Dancow menduduki peringkat top of mind brand. Hasil analisis top of mind advertising menunjukkan bahwa iklan susu bubuk merek Dancow merupakan iklan yang banyak diingat pertama kali oleh responden, sehingga merek Dancow merupakan top of mind advertising susu bubuk
Dancow memiliki brand share terbesar, kedua susu Bendera, dan ketiga susu Indomilk. Dari hasil analisis perceived quality dapat diketahui bahwa Dancow merupakan merek susu yang dipersepsikan paling baik.

KORUPSI


Substansi hukum
Substansi hukum (legal substance) dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang memberi kontribusi besar mengguritanya praktik korupsi. Hal itu terjadi karena substansi hukum direkayasa untuk memudahkan melakukan korupsi. Tidak hanya itu, substansi hukum juga dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka yang tersangkut korupsi mengelak dari jeratan hukum. Cara paling sederhana, membuat norma hukum yang tidak jelas atau kabur.

Substansi hukum yang kabur itu tidak hanya memudahkan melakukan korupsi, tetapi juga memberikan kesempatan yang luas kepada penegak hukum untuk ”menggorengnya” sesuai kepentingan masing- masing. Bagi penegak hukum yang bekerja demi kepentingan penegakan hukum, aturan yang tidak jelas dapat digunakan untuk menjerat pelaku korupsi yang memanfaatkan aturan hukum yang tidak jelas itu. Sementara bagi penegak hukum yang ingin meraih keuntungan finansial, substansi hukum yang demikian akan diperdagangkan dengan mereka yang tersangkut kasus korupsi.

Berkaca dari kasus suap dengan Artalyta dan kejadian yang menimpa Glenn Yusuf, jaksa Urip benar-benar ”menggoreng” kasus BLBI untuk menuai keuntungan finansial. Meski belum tentu tindakan itu dilakukan jaksa Urip untuk kepentingan diri sendiri. Namun dapat dipastikan, keberanian jaksa Urip muncul karena ia tahu persis kelemahan substansi hukum dalam perkara BLBI.

Salah satu substansi hukum yang potensial dan sering diperdagangkan penegak hukum adalah adanya peluang untuk menghentikan penyidikan perkara (SP3). Mencermati kasus BLBI, penghentian sejumlah perkara dilakukan karena alasan tidak cukup bukti. Setelah kasus suap jaksa Urip dan Artalyta terungkap ke permukaan, alasan tidak cukup bukti sulit diterima sebagai penghentian kasus BLBI.

Dari penjelasan itu, terkuaknya penyimpangan yang dilakukan penegak hukum dalam pemberantasan korupsi dipicu oleh kelemahan substansi hukum. Kelemahan itu dimanfaatkan secara bersama-sama oleh koruptor dan penegak hukum untuk membangun relasi simbiosis mutualisme. Karena itu, amat jarang pelaku korupsi dijatuhi pidana maksimal. Sampai sejauh ini, mungkin hanya sepak terjang KPK yang mampu sedikit mengkhawatirkan koruptor.

Langkah progresif

Untuk keluar dari jerat korupsi yang menggurita, harus dimulai langkah-langkah progresif berupa pembenahan substansi hukum, shock therapy bagi penegak hukum dan pelaku tindak pidana korupsi.

Untuk substansi hukum, diperlukan political will untuk mereformasi semua aturan yang memudahkan terjadinya tindak pidana korupsi. Melihat aturan hukum yang ada, tidak mungkin menghambat laju praktik korupsi yang telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan negara. Bagaimanapun, menunda reformasi substansi hukum sama dengan mempercepat negeri ini masuk jurang kehancuran.

Sementara itu, penegak hukum yang memperdagangkan perkara korupsi harus diberi shock-therapy dengan menjatuhkan hukuman maksimal. Untuk itu, dengan tingkat perbuatan yang begitu memalukan, orang seperti jaksa Urip harus dihukum pidana maksimal. Memberikan hukuman ringan kepada penegak hukum yang memperdagangkan kasus korupsi tentu tidak akan memberi efek jera.

Khusus untuk pelaku korupsi, usulan memberi tanda ”EK” (eks koruptor) di KTP atau dengan mengucilkan dalam pergaulan masyarakat masih jauh dari cukup. Langkah progresif lain yang harus dilakukan, misalnya, bagi yang sedang dalam proses hukum, dalam setiap penampakan ke publik (seperti hadir dalam persidangan) harus memakai pakaian tahanan. Selain itu, bagi yang sudah dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman tidak lagi diberi fasilitas pengurangan hukuman. Mereka harus menjalankan hukuman penuh sesuai putusan pengadilan.

Saya percaya, tanpa langkah progresif, negeri ini tidak akan pernah keluar dari jeratan korupsi. Bagian dari sejarah negeri ini menceritakan kepada kita, VOC hancur karena korupsi. Apakah kita sedang membiarkan sejarah itu berulang?

STRUKTUR HUKUM
Komponen yang disebut dengan struktur adalah kelembagaan diciptakan oleh sistem hukum seperti pengadilan negeri, pengadilan administrasi, yang mampunyai fungsi untuk mendukung bekerjanya sistem hukum itu sendiri. Komponen tersebut memungkinnya adanya pelayanan dan pelaksanaan hukum secara teratur. Kondisi sekarang ini terjadi penurunan kewibawaan dan kepercayaan masyarakat dan dunia internasional terhadap badan peradilan. Keadaan badan peradilan yang demikian tidak dapat dibiarkan berlangsung secara terus menerus perlu dilakukan upaya progresif dan renponsif untuk menanggulangi hal tersebut.

Penurunan kepercayaan dan kewibawaan peradilan dikarenakan lemahnya kepemimpinan manajemen perkara, lemahnya pengawasan internal, rendahnya kredibilitas hakim, rendahnya integritas dan profesionalitas hakim. Seperti diketahui bersama bahwa belum lama ini Artalyta Suryani (Ayin) divonis lima tahun penjara oleh pengadilan yang memeriksanya terkait dengan kasus suap, menurut penulis hal tersebut tidak sebanding dengan kejahatan dan kerugian yang dialami negara, sebelum itu juga terdapat permasalahan di lingkungan Mahkamah Agung yaitu kasus suap Probosutedjo, namun kasus tersebut sangat sulit dibuktikan bahkan tidak dapat menjerat ketua MA Bagir Manan, ataupun putusan bebas Akbar Tandjung, dan kemungkinan juga perkara yang diperiksa diluar kemampuan hakim yang dikeranakan kompleksitas perkaradan juga terdapat kelemahan (Weakness) lembaga kehakiman adalah manajemen pengelolaan modal tenaga intelektual belum berjalan baik termasuk rekrutmen dan juga promosi hakim yaitu belum adanya penyaringan tenaga hakim yang cerdas jujur dan beraniUntuk mengatasi hal tersebut haruslah terdapat suatu reformasi lembaga peradilan yang melibatkan beberapa aspek yaitu perubahan administrasi hakim dan pembenahan kualitas hakim.

Penting melakukan reformasi yang mendasar terhadap sistem peradilan, tidak saja menyangkut penataan kelembagaan (institutional reform) ataupun menyangkut mekanismeaturan yang bersifat instrumental (instrumental atau procedural reform), tetapi juga menyangkut personalitas dan budaya kerja aparat peradilan serta perilaku hukum masyarakat yang cenderung kurang optimal.

Faktor lain yang yang perlu diperlihatkan dalam upaya pembangunan penegakan hukum yang akuntabel adalah proses rekrutmen personel penegak hukum yang dalam hal ini adalah hakim. Penegakan hukum yang akuntabel juga menyangkut the scientific investigation of legal problem, maka dari itu diperlukan penegak hukum yang memiliki insting yuridis yang tajam dalam segala kebutuhan masalah hukum dan menyelesaikannya secara cepat, tepat, adil dalam rangka mewujudkan peradilan yang murah, cepat dan tentunya adil. Sehingga tidak menimbulkan justice denied. Bisa juga proses penyelesaian kasus hukum secara berkualitas menuntut adanya pendidikan berkelanjutan Continuing Legal Education (CLE) bagi para penegak hukum.

Dalam menyelesaikan kasus korupsi sebagai extra ordinary crime bukanlah mudah bila mengacu ataupun menggunakan sistem hukum yang ada sekarang ini, dan pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan dengan cara yang tidak biasa ataupun dengan kebijakan integral baik itu penal maupun non penal dengan memperhatikan faktor kriminogen terbentuknya suatu kejahatan misalnya keberanian hakim untuk menggunakan asas pembuktian terbalik dan asas peradilan in absentia karena sistem peradilan yang sekarang ini ataupun hukum positif sekarang kurang dapat menjerat dan mengatasi persoalan yang akan dihadapi sehingga dibutuhkan suatu pemikiran progresif yaitu dengan memperhatikan faktor-faktor non yuridis dalam penegakan hukum.

Penegakan hukum Progresif menjadi prioritas alternatif yang wajib digunakan dalam penanggulangan kasus seperti kasus korupsi. Karena penaggulangan seperti sekarang ini adalah bersifat sistemik dan cenderung statis serta monoton sehingga Indonesia akan menjadi surga bagi pelaku kejahatan. Dalam penegakan hukum yang progresif memerlukan adanya penegak hukum yang mempunya integritas tinggi berserta moral yang baik. Hakim Amerika mengatakan” berikan aku penegak hukum yang baik dan dengan Undang-Undang yang buruk niscaya keadilan akan tercapai”, lebih dari itu juga dituntut adanya ideologi penegak keadilan yang berorientasi nilai keadilan.
BUDAYA HUKUM
(LEGAL CULTURE)
Hukum bukan sekedar alat yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan tertentu, tetapi merupakan perangkat tradisi, obyek pertukaran nilai yang tidak netral dari pengaruh sosial dan budaya
Hukum harus dilihat sebagai suatu sistem yang utuh.
Pengertian Sistem :
a. Berorientasi pada satu tujuan

b. Lebih dari sekedar jumlah dari bagian-bagian

c. Berinteraksi dengan sistem lain yang lebih besar

d. Bekerjanya bagian-bagian menciptakan sesuatu

yang berharga.

Secara Sosiologis : hukum sebagai sistem nilai yang merupakan sub sistem dari sistem sosial (T. Parsons)
Budaya : Berfungsi sebagai kerangka normatif dalam kehidupan manusia à menentukan perilaku
Budaya berfungsi sebagai sitem perilaku
Budaya hukum sangat mempengaruhi efektifitas berlaku dan keberhasilan penegakan hukum
Hukum merupakan konkretisasi nilai-nilai sosial yang terbentuk dari kebudayaan
Kegagalan hukum modern seringkali karena tidak compatible dengan budaya hukum masyarakat (Misal : UU PemDes 9/1975).
Budaya Hukum :
a. Internal Legal Culture : kultur yang dimiliki oleh    struktur hukum

b. External Legal Culture : kultur hukum masyarakat pada umumnya

Mengubah kultur hukum yang berkarakter individual-liberal menjadi kolektivtas-sosial-religius disadari bukan pekerjaan mudah dan ringan untuk bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Mengubah kultur hukum senantiasa harus paham tentang nilai-nilai, tradisi, kebiasaan, dan segala sikap dominan yang umumnya berlaku dalam segala aspek kehidupan. Kompleksitas kehidupan dan derasnya nilai-nilai Barat yang merasuk lewat arus globalisasi menjadikan nilai-nilai domestik tergerus dan termarginalkan, bahkan hilang dari sanubari terdalam warga negara dan bangsa.

Tiada cara yang lebih efektif untuk penyadaran masalah penanaman nilai-nilai kolektivitas-sosial-religius itu kecuali dengan pendidikan budi pekerti, karakter, agama, dan nasionalisme. Agenda akademik dan pedagogik sudah tentu amat penting untuk masa depan dalam rangka pencegahan terhadap meluasnya wabah korupsi pada generasi penerus. Tetapi, untuk situasi yang telah telanjur berantakan saat ini, tentu dibutuhkan agenda aksi yang tegas dan nyata (affirmative action). KPK telah mengawali, memberi contoh sekaligus menunjukkan komitmennya dalam pemberantasan korupsi secara tegas dan nyata. Belum lama ini, para tokoh lintas agama, para tokoh lembaga swadaya masyarakat (LSM), forum rektor, dan berbagai elemen masyarakat telah bergeliat memberikan dukungan dan merapatkan barisan untuk bersama-sama memerangi korupsi kolektif.

Retorika politik di berbagai media dengan berkilah dan pernyataan berputarputar, selain terkesan defensif, juga tidak menyelesaikan masalah, justru semakin memicu kemarahan massa. Kalau memang, para politisi, advokat, jajaran kepolisian, dan kejaksaan tidak sanggup ikut serta dalam barisan perang antikorupsi, lebih baik minggir atau mundur untuk memberi jalan lapang bagi kelancaran dan kesuksesan pemberantasan korupsi.

Jangan menghalang- halangi dan jangan menjadi duri dalam daging bangsa sendiri. Awas, menghalang-halangi bisa dipersepsikan sebagai bagian dari mafioso dan akan digilas pula oleh tank-tank antikorupsi.(*)
Dilihat dari awal mula kejadiannya, semua jenis kejahatan (termasuk korupsi) selalu dimulai dari pelanggaran hukum di bidang keuangan yang kuantitasnya kecil dan kualitasnya rendah. Virus-virus kejahatan demikian itu akan segera menjadi besar dan mewabah apabila didukung oleh situasi lingkungan yang serbamiskin (terutama miskin iman), permisif, dan kontrol hukum yang lemah.Kultur hukum kita akhir-akhir ini cenderung kuat menunjukkan ada situasi yang serba negatif itu. Berlakulah pepatah Jawa ”kriwikan dadi grojogan”, artinya dari kejahatan kecil per individu dengan cepat menjadi kejahatan besar (kolektif).

Kini, korupsi itu sudah merupakan kejahatan kolektif. Bahasa hukum menyebutnya sebagai extraordinary crime. Korupsi bukan lagi merupakan kejahatan biasa dan bersifat per individu, melainkan telah menjelma sebagai kejahatan luar biasa yang bersifat kolektif. Syed Hussein Naser (1968) menyebut perkembangan korupsi yang sedemikian meluas itu sebagai widespread, deeply rooted. Apabila perkembangan itu tidak bisa dihentikan dengan pemberantasan secara tuntas, dipastikan tinggal selangkah lagi sampai pada kehancuran masyarakat, bangsa, dan negara.

Analisa :
Kita sudah tentu sangat khawatir dan risau dengan kegagalan pemberantasan korupsi selama ini. Dari aspek hukum terlihat sekali bahwa metode konvensional pemberantasan korupsi dengan bertumpu kepada teks-teks dan prosedur yang tertulis dalam perundang- undangan (hukum positif) ternyata sangat mudah dipatahkan oleh mafioso untuk meloloskan diri dari jeratan hukum. Pengalaman pedih seperti itu mestinya cukup memberikan pelajaran bagi kita, khususnya para aparat penegak hukum untuk segera menemukan metode lain yang juga tergolong extraordinary.

Sudah tentu, metodenya pun harus tergolong luar biasa. Ini baru ada korespondensi dan benar menurut logika hukum. Metode penegakan hukum yang kita pilih harus lebih unggul dan bisa mengatasi perkembangan korupsi itu sendiri. Jangan sampai aparat penegak hukum terbirit-birit jauh tertinggal dari gesit dan lincahnya lari para koruptor. Kita wajib menemukan metode baru yang antisipatif sekaligus represif terhadap perkembangan korupsi. Penegakan hukum dalam rangka pemberantasan korupsi harus dilakukan dengan sikap kritis, kreatif, dan inovatif. Sikap kritis diperlukan tertuju kepada doktrin-doktrin hukum individual-liberal yang masih kuat mengakar pada hukum pidana. Dari sikap kritis itu diharapkan muncul keberanian untuk melakukan dekonstruksi ke arah doktrin baru yang berkarakter kolektivitas-sosial-religius.

Kita wajib mencegahnya. Inovasi hukum dan penegakan hukum menjadi penting dilakukan. Secara ringkas dan padat, Satjipto Rahardjo (alm) merangkum sikap kritis, kreatif, dan inovatif dalam penegakan hukum (termasuk pemberantasan korupsi) dengan satu kata yaitu ”progresif”. Dalam alur pikir dan semangat yang ”progresif” itulah, kita perlu memberikan dukungan penuh kepada KPK yang telah melangkah dengan penahanan terhadap 19 dari 26 tersangka korupsi kolektif (para anggota DPR periode 1999-2004).

Pertamina Jamin Harga Baru Elpiji 12 Kg untuk Konsumen


GM Marketing Operation PT Pertamina (Persero) Regional III Afandi memastikan konsumen di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, mendapatkan elpiji nonsubsidi 12 kg dengan harga baru seusai revisi yang mulai berlaku efektif pada 7 Januari 2014.
Untuk memastikan hal tersebut, Pertamina memasang spanduk dan stiker di agen dan pangkalan. "Kami langsung perintahkan agen untuk memberikan harga baru yang lebih murah," kata Afandi, Rabu (8/1/2014).
Sementara itu, dari sisi pasokan, Afandi menegaskan, untuk Regional III, Pertamina telah menyuplai sekitar 1,1 juta tabung elpiji ukuran 12 kg. "Kini suplai elpiji 12 kg telah kembali normal," imbuh dia.
Sebagaimana diketahui, Pertamina melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar Senin (6/1/2014) memutuskan merevisi kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kg menjadi sebesar Rp 1.000 per kg, dari kenaikan harga sebelumnya yang sebesar Rp 3.500 per kg. Dengan demikian, harga elpiji 12 kg di tingkat agen di Jakarta, sebut Afandi, menjadi sebesar Rp 90.500.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menuturkan, jika ada agen yang menjual elpiji dengan harga terlalu tinggi, Pertamina akan memberikan sanksi sampai pemutusan hubungan usaha (PHU).

ANALISA :
Tabung elpiji 12kg ini dibuat pada awalnya untuk mempermudah masayarakat yang tidak mampu membeli tabung gas yang ukuran besar dikarnakan harganya yang lebih mahal, sistem pemakaian gas juga diterapkan agar masyarakat Indonesia idak lagi memakai minyak, agar negara kita dapat menghemat minyak juga. Berlangsungnya penerpan gas elpiji ukuran 12kg untuk masyarakat Indonesia sudah cukup berhasil, tetapi harga gas elpiji ukuran 12kg nonsubsidi ini semakin hari harga yang ditawarkan meningkat, hal ini juga membuat masyarakat Indonesia yang kurang mampu menjadi terhambat untuk membeli atau menggunakan gas elpiji ini.
Sesuai artikel diatas, adanya jaminan dari pertamina atas harga elpiji 12kg untuk konsumen akan meningkatnya harga gas elpiji tidak akan terlalu meningkat drastis dan akan ditahan agar para konsumen masyarakat Indonesia dapat menikmati kembali gas elpiji 12kg ini tanpa memikirkan harga yang terlalu meningkat. Saya setuju dengan sikap Pertamina dan semoga aja bukan hanya sebuah janji-janji saja melainkan adanya bukti yang nyata agar tidak mengecewakan para konsumen.

KEPUTUSAN DISTRIBUSI DALAM PEMASARAN MODAL


Saluran distribusi menghubungkan para pemasok dan produsen dengan pemakai akhir barang atau jasanya. Saluran distribusi yang efektif dan efisien memberikan suatu daya strategik (strategic edge) yang penting atas saluran yang bersaing kepada anggota organisasi yang bersangkutan. Meskipun beberapa produsen memasarkan produknya secara langsung kepada pemakai akhir barang dan jasanya, banyak perusahaan lainnya yang menggerakkan produk mereka melalui satu atau lebih saluran distribusi. Bermacam-macam perantara saluran independen melakukan fungsi distribusi yang penting. Tipe utama dari kegunaan saluran adalah tempat (ketersediaan produk atau jasa saat di suatu lokasi yang nyaman bagi pelanggan potensial); waktu (ketersediaan produk atau jasa saat diinginkan oleh seorang pelanggan); bentuk (produk diproses, disiapkan, dan siap dimanfaatkan, serta dalam kondisi yang tepat); dan informasi (jawaban atas pertanyaan dan komunikasi umum mengenai sifat-sifat produk yang berguna serta manfaat yang tersedia).
Karena kegunaan ini dapat menjadi sumber dasar dari keunggulan kompetitif dan nilai produk, strategi memilih saluran merupakan salah satu keputusan kebijakan kunci yang harus dibuat oleh manajemen pemasaran.Saluran distribusi pasar internasional merupakan salah satu aspek yang sangat berbeda dari sistem pemasar nasional. Karena itulah, strategi saluran distribusi merupakan salah satu komponen yang paling menantang dan paling sulit dari program pemasaran internasional. Saluran distribusi dalam negeri sangat berbeda di berbagai negara. Untuk menjual sabun di Jepang, Procter dan Gamble harus berusaha melewati sistem distribusi yang mungkin paling rumit di dunia. Ia harus menjual ke pedagang besar dan umum, yang menjual ke pedagang besar produk, yang kemudian menjual ke pedagang besar produk khusus, lalu menjual ke pedagang besar regional, lalu ke pedagang besar lokal, dan berakhir kepada pengecer.
Analisis :
 Semua tingkat distribusi itu mengakibatkan harga konsumen meningkat dua hingga tiga kali lipat dari harga importir. Jika P&G membawa sabun yang sama ke daerah tropis Afrika, perusahaan akan menjual kepada pedagang besar import, lalu pemborong, dan pedagang kecil (kebanyakan wanita) yang bekerja di pasar lokal.Kottler (2000) menjabarkan bahwa ada 3 rantai utama antara penjual dan pemakai akhir. Rantai utama adalah kantor pusat pemasaran internasional penjual, departemen ekspor atau divisi internasional membuat keputusan mengenai saluran dan bauran pemasaran lain. Rantai kedua, saluran antar bangsa, membawa produk ke perbatasan negara-negara asing. Keputusan yang dibuat dalam rantai itu mencakup jenis perantara (agen, perusahaan perdagangan) yang akan digunakan jenis transportasi (udara, laut), serta pengaturan finansial dan resiko. Rantai ketiga, saluran di negara asing, membawa produk dari titik masuk di luar negeri dan pemakai akhir.

KENAIKAN HARGA BBM


Kenaikan harga BBM merupakan momok bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat miskin.  Namun jika tidak dinaikkan akan berdampak pada perekonomian Bangsa Indonesia yang semakin tahun semakin kritis. kami setuju dengan kenaikan harga BBM. Berikut ini beberapa alasan kami setuju jika harga BBM dinaikkan, meliputi :
a.        Subsisdi tidak tepat sasaran.
BBM bersubsidi akan memperburuk distribusi pendapatan, karena kelas menengah ke atas ikut menikmati subsidi tersebut. Menurut data yang diperoleh, 10% BBM bersubsidi dinikmati oleh warga kelas menengah keatas. Jika kita menolak kenaikan harga BBM maka kita secara tidak langsung mendukung para penyelundup-penyelundup seperti warga mampu tersebut untuk menikmati subsidi BBM.

b.        Kondisi APBN dan fiskal Indonesia saat ini tidak sehat, akibat besarnya subsidi BBM. Jika tidak segera dilakukan perbaikan, kondisi tersebut bisa makin buruk. Salah satu akibat yang mungkin adalah deficit anggaran mencapai lebih dari tiga persen. Dengan deficit yang besar, maka ketahanan ekonomi kita juga akan terganggu. Selain itu, isu kelebihan konsumsi BBM akan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan fiskal sehingga upaya menjaga defisit anggaran sesuai UU tersebut dapat ikut mempertahankan stabilitas ekonomi

c.         Pembangunan infrastruktur juga makin terbatas.
Anggaran APBN banyak dialokasikan untuk subsidi BBM, hal ini menyebabkan pembangunan infrastruktur juga semakin terbatas karena sedikitnya anggaran APBN. Oleh karena itu, mengurangi subsidi BBM sekarang ini memang diperlukan demi pembangunan infrastruktur. Menurut Jusuf Kalla, “tugas pemerintah bukan untuk menyubsidi BBM saja. Pemerintah kan harus membangun jalan, rumah sakit, sekolah, pertanian, dan lainnya. Itu kan membutuhkan dana besar. Untuk itu, sebelum menaikkan harga BBM, pemerintah perlu menjelaskan ke mana subsidi itu dialihkan. Agar msayarakat memahami bahwa dana subsidi yang dikurangi itu untuk pembangunan yang nantinya dinikmati rakyat di kota maupun pelosok desa”ujarnya.

d.        Pertumbuban ekonomi Indonesia juga mulai melambat pada Triwulan I-2013
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga mulai melambat pada Triwulan I-2013 dengan pertumbuhan sebesar 6,02 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dibanding tahun lalu sebesar 6,29 persen (year-on-year). Uang negara yang harus habis dibelanjakan tapi tidak dibelanjakan dalam bentuk Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SiLPA) daerah, juga mencapai Rp.100 triliun tahun lalu atau setara 1 persen terhadap PDB dan Pusat sebesar Rp.30 triliun. Indikator tersebut, hanyalah instrumen bagi Pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat menyelamatkan ekonomi Indonesia ditengah keinginan Pemerintah menaikan harga BBM.

e.        BBM bersubsidi memicu defisit neraca perdagangan Indonesia, sehingga menghambat laju pertumbuhan ekinomi.
Hal tersebut disebabkan karena volume konsumsi BBM bersubsidi akan semakin meningkat tajam, menyebabkan impor BBM yang cukup besar, sehingga terjadi defisit transaksi berjalan.  Sampai akhir Oktober 2012 saja terjadi defisit besar-besaran sebesar 1,55 miliar dollar AS.  
f.          Dampak kenaikan harga BBM tersebut terhadap inflasi.
        Menurut Wikipedia dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Terkait dengan kenaikan harga BBM, Menteri Perekonomian (Menko) Hatta Rajasa mengunggkapkan bahwa inflasi ini yang betul-betul kita jaga, terutama inflasi pangan. Oleh karena itu, kenaikan harga BBM baru akan dilakukan setelah pemerintah selesai menyiapkan program kompensasi bagi masyarakat miskin. Misalnya, bantuan langsung tunai (BLT), beasiswa tunai, serta beras untuk masyarakat miskin (raskin).

Analisis :
       Menurut data yang diperoleh, situasi terkini di Jepang, nilai tukar Yen terhadap dolar Amerika juga tertekan. Nilai tukar Rupiah juga ikut tiarap. Menteri Keuangan (Menkeu) M. Chatib Basri mengemukan, “Saya percaya, kalau nanti harga BBM naik, komsumsi migas akan menurun dan neraca perdagangan akan improve. Kalau improve, rupiah akan menguat,” ujar Menkeu. Pada perdagangan Selasa (12/6) kemarin, nilai tukar rupiah ditutup pada posisi Rp 9.830 per dollar AS. Sementara Indeks Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 167,42 poin (3,50 persen) ke level 4.609,95.
        Dari beberapa alasan dapat diambil kesimpulan bahwa kenaikan BBM merupakan opsi terakhir pemerintah untuk menyelamatkan perekonomian Bangsa Indonesia. Dengan kenaikan harga BBM, akan ada sejumlah manfaat yang bisa diperoleh. Diantaranya, APBN dan fiscal menjadi lebih sehat, ketahanan ekonomi terjaga. Selain itu, anggaran untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membangun infrastruktur juga menjadi lebih besar. Ekonomi menjadi lebih aman,subsidi juga lebih adil dan tepat sasaran. (www.jambiekspres.co.id)
        Tidak ada jalan lain kecuali menaikkan harga BBM subsidi, atau menunda pada penumpukan permasalahan yang semakin parah.   Kalau harga BBM disesuaikan, akan berdampak pada berkurangnya impor sehingga neraca perdagangan semakin baik.  Pada 2013 harga BBM memang perlu dinaikkan untuk mengurangi subsidi energi, dan mengurangi beban APBN,  skenarionya  adalah dengan menaikkan bertahap dalam kelipatan Rp500,00. Pertama Rp500, berikutnya Rp500, dan Rp500 untuk kenaikan dari Rp4.500 menjadi Rp6.000 per liter. Kenaikan Rp1.500 sampai Rp2.000 tidaklah terlalu membebani rakyat.  Strateginya adalah, menaikkan harga ketika inflasi turun, sehingga tidak terbebani. Namun, untuk meredam inflasi dan hal-hal yang tidak diinginkan ketika harga BBM dinaikkan, perlu ada skenario yang lebih baik dan tidak mengguncang stabilitas non ekonomi.  Timing menjadi sangat penting.