ANALISIS
KENAIKAN HARGA TEMPE DAN TAHU TERHADAP NAIKNNYA HARGA KEDELAI
KABUPATEN.BANYUWANGI Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan terpenting
ketiga setelahpadi dan jagung. Selain itu, kedelai juga merupakan tanaman
palawija yang kaya akan protein yang memiliki arti penting dalam industri
pangan dan pakan. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat
penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan
murah harganya.Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk dan kebutuhan bahan industri olahan pangan seperti tahu, tempe,
kecap, susu kedelai,tauco,snack, dan sebagainya Konsumsi per kapita pada tahun
1998sebesar 8,13 kg meningkat menjadi 8,97 kg pada tahun 2004. Hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan akan kedelai cenderung meningkat. Kebutuhan kedelai
pada tahun 2004 sebesar 2,02 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru
mencapai 0,71 juta ton dan kekurangannya diimpor sebesar 1,31 juta ton.Hanya
sekitar 35% dari total kebutuhan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri.
Dalam beberapa bulan terakhir ini terjadi permasalahan dengan naiknya harga
kedelai. Seperti kita tahu bahwa Kedelai merupakan salah satu tanaman sumber
protein tinggi dan murah harganya, maka dari itu banyak manusia yang
mengkonsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung. Tahu dan Tempe adalah
makanan yang dibuat dari kacang kedelai. Dengan terjadinya kenaikan harga
kedelai tersebut membuat para pengusaha industri kecil tempe dan tahu di
Indonesia bahkan bangkrut dan gulung tikar. Penelitian ini dilakukan bertujuan
untuk mengetahui struktur biaya, pendapatan dan efisiensi industri kecil
sebelum dan sesudah kenaikan harga bahan baku kedelai dan mengetahui hambatan
dan solusi para pengusaha industri kecil setelah terjadi kenaikan harga bahan
baku kedelai. Kenaikan harga kedelai yang tergolong tidak wajar hingga menembus
angka Rp 9.300 per kilogram, memaksa perajin tahu di wilayah Kabupaten
Banyuwangi melakukan aksi mogok produksi, Jumat (30/8/2013). Aksi mogok
produksi direncanakan selama tiga hari diharapkan pemerintah lebih memberi
perhatian, dan segera memberikan solusi kepada para perajin, agar harga kedelai
kembali normal. ada sekitar 50 perajin tahu di wilayah Kabupaten Banyuwangi
dengan kebutuhan kedelai 25 ton per hari. Setiap perajin membutuhkan minimal
satu ton per hari. Masyarakat dan khususnya pengusaha tahu berharap ada
realisasi kebijakan Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2013 tentang penugasan
kepada Bulog untuk Pengamanan harga dan Penyaluran Kedelai serta Permendag
Nomor 26/M-DAG/PER/5/2013 yang menyatakan harga beli kedelai kepada petani
dipatok Rp 7.000 dan harga kepada perajin sebesar Rp 7.450. Sejumlah pengusaha
di antaranya terpaksa alih profesi menjadi pembuat batu bata, menjual sayur,
sampai menjadi tukang ojek. Mereka tak mampu lagi menyiasati kenaikan harga
bahan baku kedelai yang melonjak tajam membuat Sebagian pengusaha lain masih
berupaya menjalankan usahanya dengan memperkecil ukuran tahu tempe, atau
mencampur dengan bahan lain agar lebih irit. Namun, mereka pun harus memangkas
produksi dan merumahkan sebagian karyawan sebagai langkah efisiensi. Kenaikan
harga kedelai ini sangat berpengaruh kepada hasil produksi tahu dan tempe, agar
pengusaha tetap bisa berproduksi maka mereka berinisiatif dengan membuat ukuran
menjadi lebih kecil. Di Pasar Banyuwangi, harga tempe rata-rata naik Rp 2.000
per potong. Sebelumnya harga tempe Rp 4.000 kini menjadi Rp 6.000 per
potongnya. Sedangkan harga tahu, yang semula Rp 200 per potong kini naik
menjadi Rp 300 per potong. Menurut Bupati Annas, jumlah produksi kedelai dalam
semester I 2012 sebesar 12.447,62 ton. Sementara kebutuhan konsumsi hingga Juni
sebesar 8.192,75 ton. Konsumsi kedelai setiap bulannya mencapai 1.066,69 ton.
Sehingga masih mencatatkan surplus kedelai. "Stok kedelai kita aman dan
mencukupi kebutuhan pengusaha. melambungnya harga kacang kedelai disebabkan
oleh keteledoran pihak pemerintah tidak hanya dari faktor eksternal dengan
merosotnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat . Memang salah
satu faktor melambungnya harga kedelai, disebabkan karena menguatnya Dolar
terhadap Rupiah. Namun penyebab utamanya adalah peraturan pemerintah yang tidak
sesuai dalam menerapkan pasokan kedelai dalam negeri,sehingga jalan keluar
untuk melengkapi konsumsi kedelai dalam negeri sekitar 2,5 juta ton per tahun
harus dengan impor. pemerintah malah menerapkan kebijakan untuk membatasi impor
dengan maksud untuk swasembada kedelai. Sehingga yang terjadi pasokan tidak
memenuhi karena produksi nasional cuma 700-800 ton per tahun. Karena pembatasan
tersebut, impor kedelai menjadi tersendat sehingga harga kedelai melambung.
Tetapi ini bukan kali pertamanya harga kacang kedelai mengalami kenaikan.
sebelum Rupiah melemahpun, kedelai pun sudah pernah naik, Pihak pemerintah
selain tidak dapat menerapkan peraturan yang tepat mengenai polemik tentang
kedelai,dirinya menambahkan, kekhilafan pemerintah lainnya ialah tidak mampu mengembangkan
produksi kedelai dalam negeri sesuai dengan program pemerintah yaitu swasembada
pangan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar