Apa
sajakah yang akan terjadi dalam perekonomian Indonesia bila BBM di Indonesia
naik lagi ? disini saya akan coba merincikan dampak-dampak yang terjadi pasca
naiknya harga BBM.
1. Berpengaruh Pada Suku Bunga Bank Dan
Inflasi.
Rencana
kebijakan untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak hanya berpengaruh
terhadap ekonomi mikro tetapi juga secara tidak langsung mempengaruhi dalam
sector makro, termasuk juga berpengaruh terhadap perbankan yang kemungkinan
akan menyebabkan kredit macet dikarenakan pasca kenaikan harga BBM akan
berpengaruh juga pada tingkat suku bunga yang meningkat, berarti juga
mempengaruhi arus pembayaran kredit, maka perbankan harus waspada pula dengan
ancaman kredit macet.
kenaikan
harga BBM selalu diikuti inflasi dan penyesuaian suku bunga bank. Menurutnya,
hal itu merupakan situasi yang tak bisa dihindari. Sebab, semua lembaga
perbankan perlu mengikuti perubahan harga BBM tersebut. Dia mencontohkan kebijakan
kenaikan BBM pada 2005 lalu yang menimbulkan kenaikan suku bunga. Dampaknya
beberapa peminjam dana perbankan pun harus mengembalikan dalam kondisi suku
bunga yang meningkat. "Itulah yang kemudian menimbulkan kredit macet bank.
Besarnya kredit macet itu tergantung pada berbagai faktor lain lagi," Eko
menganalisis.
Lebih
detil dia menyebut kenaikan harga BBM pada 2005 itu membuat perbankan tidak
mengalami lonjakan pertumbuhan. Bahkan dalam hitungan statistik menunjukkan
perbankan tidak tumbuh sampai 50%. Eko menjelaskan, stagnasinya pertumbuhan
ekonomi pascakenaikan BBM lebih dipicu oleh arus inflasi masyarakat. Karena
tingkat konsumsi pun meningkat. Akibatnya arus pengembalian pinjaman bank pun
ikut berpengaruh. "Masyarakat lebih fokus pada penyesuaian ekonomi
keluarganya. Jadwal rutin pembayaran kredit pun tersendat. Itu yang menimbulkan
ketidakmampuan untuk membayar kredit," ucapnya.
Inflasi
terjadi ketika naiknya harga barang terus menerus secara umum dalam periode
tertentu, juga dimana terjadi penurunan nilai uang. Bila Rencana pemerintah
menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan diberlakukan sekitar
minggu ketiga Juni 2013. Adapun harga BBM bersubsidi jenis premium menjadi Rp
6.500 dan solar Rp 5.500 per liter. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak ini juga
akan sangat mempengaruhi harga barang lainnya ikut naik, apa lagi sebentar lagi
memasuki bulan Ramadhan dimana sebagian besar masyarakat Indonesia beragama
Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri, di saat itu pula harga bahan pokok naik
ditambah pula dengan naiknya harga BBM bersubsidi.
Jenis
inflasi menurut penyebabnya :
· Inflasi karena tarikan permintaan
(deman pull inflation)
Dikarenakan
permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.
· Inflasi karena dorongan biaya produksi
(cost push inflation)
Terjadi
karena adanya kenaikan biaya produksi, bila harga BBM naik maka biaya produksi
barang dipabrik akan naik, ini menyebabkan harga jual barang tersebut ikut
naik, dan yang akan merasakn dampak langsung dari inflasi jenis ini adalah
masyarakat kecil.
· Stagnasi inflasi (Stagflasi)
Tingkat
pertumbuhan ekonominya nol.
Jenis
inflasi menurut tingkat keparahannya :
· Inflasi ringan (≤ 10%)
· Inflasi ringan (10% - 30%)
· Inflasi berat (30% - 100%)
· Hyper inflasi (> 100%).
2. Dampak pada rakyat kecil.
Sebenarnya dimanapun secara
menyeluruh kenaikan BBM ankan menimbulkan efek sekalipun kenaikan harga BBM
baru dalam tahap sosialisasi. Dalam hal ini rakyat kecil selalu menjadi pihak
yang merasakan langsung dampak kenaikan harga BBM tersebut.
Menurut
Norman Pengamat Ekonomi Universitas Jayabaya, ada yang berubah dalam sistem
penyampaian di Indonesia. Zaman orde baru yang dipimpin Soeharto, kepastian
kenaikan BBM tidak lama berselang. Malam dirapatkan, pagi dilaksanakan.
Sementara, saat ini pemerintah terkesan memberi peluang terjadinya guncangan
harga. Bukan masalah harga naiknya, tapi dampak yang ditimbulkan. “Ada dua
dampak dari lamanya pelaksanaan kenaikan,” tutur Norman.
Yang
pertama, dampak yang tidak jelas dan dampak jelas. Dampak yang tidak jelas
seperti kenaikan harga bahan pokok sebelum naiknya harga BBM atau masih tahap
sosialisasi. “Nanti kalau sudah dilaksanakan, harga naik lagi,” tuturnya
menganalisa. Apalagi, kenaikan harga BBM menjelang bulan Ramadhan dapat
menyebabkan menurunnya kesejahteraan masyarakat. Akhirnya, kriminalitas seperti
penimbunan bahan bakar banyak terjadi.
Guna menjaga tingkat inflasi pasca
kenaikan harga BBM bersubsidi, pemerintah menyiapkan dana sebagai kompensasi
kepada masyarakat. Besarannya diperkirakan mencapai Rp 14 triliun.
"Sekitar Rp 13-14 triliun, tergantung masa pemberian apakah 3 atau 4
bulan," ungkap Menko Kesra Agung Laksono di Kantor Presiden, Jakarta. Dana
tersebut diambil dari APBN-P 2013 mendatang di mana terdapat potensi
penghematan sebesar Rp 37 triliun. Dari jumlah itu, seluruhnya diberikan untuk
memberikan proteksi bagi rakyat miskin berbentuk BLSM, beasiswa dan program
kesejahteraan lainnya. "Kemudian pembangunan infrastruktur juga tetap
diadakan. Sisanya untuk menekan 2 hal, terutama menekan defisit anggaran yang
sudah di atas 3,8 persen, kita harus tekan di bawah 3 atau 2,5 persen,"
paparnya.
Berdasarkan
data yang sudah disusun Badan Pusat Statistik (BPS) yang dimuktahirkan Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah penerima BLSM
diperkirakan mencapai 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS). "Atau
ekuivalen dengan 62 atau 65 juta jiwa, atau sekitar 25-30 persen penduduk
Indonesia yang berpenghasilan rendah," tandasnya.
Pengamat
energi Kurtubi menegaskan kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan mencederai
kehidupan masyarakat kecil. Dana kompensasi yang dijanjikan, menurutnya,
diperkirakan juga tidak maksimal membantu masyarakat karena rawan akan benturan
kepentingan politik menjelang pemilihan umum. "Maka dari itu saya tidak
setuju jika harga BBM dinaikkan saat ini," ujarnya pada merdeka.com di
Jakarta, Senin (13/5) malam.
Terdapat
lima alasan mengapa kenaikan harga BBM sangat memberatkan kehidupan masyarakat
kecil :
1. Harga barang semakin mahal
Karena
mendekati lebaran harga cenderung naik karena meningkatnya permintaan, ditambah
lagi dengan naiknya harga BBM maka harga barang dan jasa lainnya akan semakin
naik.
2. Daya beli masyarakat menurun
Daya
beli masyarakat kecil dengan penghasilannya yang tetap akan mengurangi
kemampuannya untung membeli kebutuhan hidupnya.
3. Kemiskinan bertambah
Kurtubi
menegaskan kenaikan harga BBM bersubsidi akan berimplikasi pada melonjaknya
tingkat kemiskinan. Meski pemerintah berjanji untuk memberikan kompensasi pada
masyarakat kecil namun dampaknya dinilai tidak akan signifikan. Kompensasi yang
bertujuan sebagai jaring pengaman agar masyarakat miskin tidak semakin jatuh ke
jurang kemiskinan justru berpotensi dimanfaatkan oleh agenda politik. Pasalnya,
dalam waktu dekat Indonesia akan memasuki masa pemilihan umum
(pemilu)."Orang miskin akan semakin bertambah karena ada kepentingan
politik untuk pencitraan. Kompensasi justru mencederai demokrasi,"
jelasnya.
4. Pengangguran meningkat
ANALISIS
:
Kurtubi
menilai kenaikan harga BBM bersubsidi akan membuat biaya produksi usaha
bertambah. Hal ini menimbulkan pengusaha mengurangi beban usaha salah satunya
dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK tentunya akan menimbulkan angka
pengangguran meningkat. Apalagi, tambahnya, rencana pembatasan konsumsi BBM
yakni sebesar 0,7 liter per motor per hari dan 3 liter per mobil per hari akan
membuat kondisi semakin parah. "Semua rencana ini akan membuat gerak
ekonomi terganggu. Pengangguran akan bertambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar