Kamis, 09 Januari 2014

PERKEMBANGAN EKONOMI


Mataram - Bank Indonesia memprediksi ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2012.
“Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,3% -6,8% dan tingkat inflasi 4,5% plus minus 1%. Ini lebih baik dibanding pertumbuhan ekonomi 2012 yang mencapai 6,2%,” kata Deputi Gubernur BI terpiih Perry Warjiyo pada acara diskusi “Peluncuran Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2012″, di Mataram, NTB, Kamis (28/3).
Menurut Perry, pertumbuhan ekonomi 2013 tersebut didorong oleh permintaan domestik yang tetap kuat dengan dukungan populasi dan struktur demografi yang didominasi usia produktif dan semakin meningkatnya jumlah kelas menengah.
Selain itu, kata Perry,aktivitas terkait kegiatan persiapan Pemilu 2014 diperkirakan juga akan memberikan dorongan bagi kegiatan ekonomi domestik. Ekspor diperkirakan akan tumbuh lebih tingggi sejalan dengan membaiknya perekonomian dunia dan meningkatnya harga komoditas global.
Tantangan
Namun, Perry mengingatkan sejumlah tantangan dan risiko perlu diantisipasi untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan.
Dari sisi domestik, lanjut dia, konsumsi BBM yang terus meningkat di tengah semakin menurunnya produksi migas akan memberikan tekanan terhadap transaksi neraca berjalan dan kondisi keuangan pemerintah akibat meningkatnya subsidi.
Dalam merespon tantangan perekonomian ke depan, kata Perry, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan lima pilar.
Pertama, kebijakan moneter diarahkan agar suku bunga tetap mampu merespons pergerakan inflasi sesuai dengan sasaran. Kedua, kebijakan nilai tukar diarahkan untuk menjaga pergerakan nilai tukar sesuai dengan kondisi fundamentalnya.
Ketiga, kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan sistem keuangan. Keempat, penguatan strategi komunikasi kebijakan. Kelima, penguatan koordinasi BI dengan pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro dan stabilitas sistem keuangan.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/104606-bi-2013-ekonomi-indonesia-lebih-baik.html


ANALISIS :
Komentar saya mengenai artikel ini adalah perekonomian indonesia memang harus optimis untuk tumbuh jauh lebih besar sekitar 6,3%-6,8%, penyebabnya karena permintaan akan kebutuhan atau konsumsi rumah tangga semakin meningkat dikalangan menengah serta akan meningkatnya ekspor indonesia seiring dengan pemilu yang akan berlangsung tahun 2014 yang memerlukan dana talangan yang sangat besar untuk pesta akbar demokrasi di indonesia tersebut.

Namun, pada kenyataan seperti yang banyak orang khawatirkan adalah inflasi yang akan sangat tidak terkendali bila “ Isu BBM akan dinaikan” benar-benar terjadi karena pemakaian bbm yang overkuota. Memang kenaikan BBM tidak akan berdampak langsung pada orang yang sudah menengah-menengah ke atas, berbeda dengan orang yang menengah ke bawah-miskin, mereka akan merasakan dampak yang paling besar dari kenaikan BBM, salah satu contohnya adalah kebutuhan sembako akan naik, kenaikan biaya transportasi, kenaikan tarif dasar listrik dll, yang menyebabkan konsumsi rumah tangga terhadap barang tersbut kurang sehingga menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menaikan tingkat inflasi. Potret ini sangatlah menyedihkan mengingat Negara Indonesia yang sedang giat giatnya membangun justru dihadapkan pada masalah seperti ini.

Untuk itu, menurut saya, solusinya adalah Negara Indonesia harusnya lebih “concern” dalam mengurusi pemerataan pendapatan penduduk daripada mengurusi pertumbuhan perekonomian penduduk sehingga walaupun BBM dinaikan sedikit, itu tidak akan berdampak terlalu signifikan terhadap masyarakat menengah kelas bawah. Sementara itu pemerintah juga tidak boleh lupa akan permasalahan semuanya adalah BBM, kita juga harus membenahi sistem pengolahan MIGAS kita agar negara kita tidak selalu impor bbm dari negara lain yang menyebabkan negara harus berhutang karena harus mensubsidi kebutuhan BBM yang begitu besar oleh rakyat Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar